TRIBUNHEALTH.COM - Puasa intermiten atau intermittent fasting (IF) merupakan salah satu bentuk diet yang populer.
Secara prinsip, intermittent fasting serupa dengan puasa keagamaan seperti yang dilakukan Muslim.
Yakni dengan membagi jendela makan pada waktu tertentu, dan menahan makan pada waktu lainnya.
Hanya saja, pada intermittent fasting biasanya masih boleh minum air putih.
Berikut ini sederet fakta-faktanya, dilansir TribunHealth.com dari NDTV.
Kelebihan intermittent fasting

Pola makan yang juga dikenal sebagai diet puasa ini terbukti dapat membantu membakar lemak perut dengan mendorong defisit kalori, meningkatkan sensitivitas insulin, dan merangsang mekanisme pembakaran lemak seperti lipolisis.
Selama periode puasa, tubuh menghabiskan simpanan glikogen dan beralih ke lemak sebagai sumber energi.
Intermittent fasting juga membantu mengatur hormon seperti insulin dan kortisol, sehingga mengurangi penumpukan lemak perut.
Selain itu, periode puasa dapat meningkatkan kadar hormon pertumbuhan, yang mendukung metabolisme lemak dan pemeliharaan otot.
5 Hal yang perlu dilakukan untuk diet

1. Pilih jendela makan yang sesuai
Pilihlah waktu puasa yang sesuai dengan gaya hidup Anda, seperti metode 16:8 (puasa selama 16 jam, makan selama 8 jam).
Ini membantu menjaga konsistensi, yang merupakan kunci untuk penurunan lemak yang berkelanjutan.
2. Pilih makanan yang tepat
Fokus pada makanan utuh yang kaya akan protein, lemak sehat, dan serat.
Makanan ini membuat Anda kenyang lebih lama dan mendukung retensi otot, yang meningkatkan metabolisme.
Sertakan sayuran, daging tanpa lemak, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan dalam makanan Anda.
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan agar Gula Darah Tidak Melonjak setelah Makan
3. Jaga asupan minum
Minumlah banyak air sepanjang hari, terutama selama periode puasa, untuk mencegah dehidrasi dan menahan rasa lapar.
Teh herbal dan kopi hitam (tanpa gula) juga dapat dikonsumsi.
4. Tetap olahraga
Padukan puasa intermiten dengan latihan teratur, terutama latihan kekuatan dan latihan interval intensitas tinggi (HIIT), untuk meningkatkan pembakaran kalori dan mendorong pembakaran lemak.
5. Lacak penurunan BB
Lacak berat badan, ukuran tubuh, dan perasaan Anda untuk mengevaluasi efektivitas rencana puasa Anda.
Sesuaikan pendekatan Anda jika perlu, pastikan Anda menciptakan defisit kalori yang sehat.
Baca juga: 5 Kebiasaan Pagi yang Mendukung Kesembuhan Penyakit Kronis, Mulai Hari dengan Minum Air dan Berjemur
5 hal yang tidak boleh dilakukan agar BB cepat turun
1. Jangan makan berlebihan
Hindari mengompensasi periode puasa dengan mengonsumsi kalori berlebihan.
Makan berlebihan dapat meniadakan defisit kalori dan menghambat pembakaran lemak, terutama di sekitar perut.
2. Hindari gula dan pemanis buatan
Mengonsumsi makanan olahan dan manis selama waktu makan dapat menyebabkan lonjakan insulin dan penyimpanan lemak, sehingga lebih sulit menghilangkan lemak perut.
Konsumsi makanan utuh dan tidak diolah.

3. Periode puasa jangan terlalu lama
Gagal mengonsumsi kalori yang cukup selama waktu makan dapat memperlambat metabolisme dan menyebabkan kekurangan nutrisi.
Hal ini dapat menghambat kemajuan dan membahayakan kesehatan Anda.
4. Hindari kurang tidur
Kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol, sehingga meningkatkan penyimpanan lemak perut.
Pastikan Anda mendapatkan 7–9 jam tidur berkualitas untuk mendukung upaya puasa dan pembakaran lemak Anda.
5. Hindari tidak konsisten
Berganti-ganti antara hari puasa dan tidak puasa tanpa rencana dapat mengganggu proses adaptasi tubuh Anda. Tetapkan jadwal rutin untuk mengoptimalkan hasil pembakaran lemak.
(TribunHealth.com)