TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali kita menjumpai orang yang menggunakan gigi palsu adalah usia lansia.
Namun, tak hanya lansia saja, orang dewasa muda yang kehilangan gigi asli juga bisa menggunakan gigi palsu.
Umumnya gigi palsu digunakan untuk menggantikan gigi asli yang tanggal atau hilang.
Gigi yang hilang bisa mempengaruhi fungsi pengunyahan dan juga fungsi bicara.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gigi palsu, kita bisa bertanya langsung dengan dokter gigi berkompeten seperti Dr. drg. Munawir H. Usman SKG., MAP.

Baca juga: 5 Daun Ajaib untuk Atasi Nyeri Sendi dan Rematik Tanpa Operasi
Pertanyaan:
Dok, saya sempat menemui beberapa orang yang menggunakan gigi palsu dengan warna emas.
Apakah gigi palsu tersebut aman digunakan atau bagaimana dokter?
Tiyo, di Lamongan
Dr. drg. Munawir H. Usman SKG., MAP menjawab:
Memang di masa dulu, masih marak. Istilahnya kalau sekarang ini viral ya penggunaan-penggunaan gigi tiruan yang berwarna emas.
Sebenarnya itu adalah terkait masalah bahan daripada gigi tiruan tersebut.
Biasanya itu dari alloy ya, dari sejenis logam yang mungkin kalau lebih tepatnya seperti tembaga yang berwarna keemasan, yang sering digunakan karena memang dari segi kekuatan itu lebih kuat dibandingkan bahan-bahan gigi tiruan yang lain.
Baca juga: 7 Cara Mengetahui Tubuh Kekurangan Vitamin B12 Melalui Jari
Tetapi dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi di bidang kedokteran gigi, demikian juga tentang kemodernan daripada bahan-bahan daripada di bidang kedokteran gigi, semakin lama semakin ditinggalkan.
Karena kondisi itu sangat mengganggu estetika. Karena salah satu gigi tiruan yang baik itu bagaimana bisa menyerupai gigi aslinya.
Jadi, terkait persoalan warna, tentunya kita mencari warna yang sesuai dengan warna gigi aslinya. Seperti warna yang putih ya.
Jadi sekarang ini lebih banyak kita menggunakan seperti bahan-bahan yang porselen.
Yang paling murah mungkin seperti acrylic. Dari segi warna sangat mirip dengan warna gigi, walaupun kandungan-kandungan dari segi kekuatan dari bahan logam, itu jauh lebih kuat.
Makanya, biasanya kalaupun misalnya pasien menginginkan penggunaan gigi tiruan seperti warna emas dari bahan logam, karena da juga warna silver, itu sah-sah saja digunakan apabila mungkin pada gigi-gigi yang tidak kelihatan.

Baca juga: 5 Sayuran Ajaib yang Efektif Turunkan Gula Darah Secara Alami
Seperti misalnya pada gigi geraham, karena gigi geraham memang lebih mementingkan kekuatan daripada estetikanya.
Tetapi kalau untuk gigi yang dipasang di bagian anterior bagian depan, saya kira itu tidak cocok ya. Karena itu pasti tidak sesuai dengan warna gigi aslinya, dan tentunya tidak sedap lah dipandang apabila menggunakan warna yang tidak sesuai atau tidak sama dengan warna gigi asli.
Profil Dr. drg. Munawir H. Usman SKG., MAP

Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP merupakan dokter gigi di Rumah Sakit Undata, Jl. RE. Martadinata Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Selain praktik di Rumah Sakit Undata Kota Palu, Dr. drg. Munawir H. Usman membuka klinik di Apotek Amanda, Jl. Jati Baru, Kota Palu.
Sementara itu, kiprahnya di dunia organisasi juga tak bisa diremehkan.
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP aktif di dunia organisasi sejak tahun 2014 yang diawali menjadi sekretaris PDGI cabang Mamuju Utara.
Baca juga: 5 Tips Ampuh Mengelola Diabetes: Rahasia Menjaga Gula Darah Tetap Stabil
Ia pernah menjadi pengurus KAHMI, anggota TKMKB BPJS Kesehatan, anggota ARSADA, dan anggota PERSI.
Pada tahun 2017-2020, ia menjadi ketua bidang organisasi PDGI wilayah Sulselbar.
Di tahun yang sama pada 2017, ia juga menjadi pengurus wilayah KKSS dan yang terakhir ia menjadi pengurus wilayah PDGI Sulawesi tengah hingga tahun 2023.
Tak sampai disini, ia juga mendapatkan penghargaan tenaga kesehatan teladan tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional pada tahun 2016.
Sebagai dokter gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP aktif dalam berbagai penelitian.
Tak hanya itu, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP juga kerap mengikuti berbagai pelatihan dan seminar.
Sebelum bekerja di Rumah Sakit Undata Kota Palu, ia juga sempat bekerja di Puskesmas Parabu pada tahun 2010-2016.
Selain itu, ia juga pernah menjadi Direktur di RSUD Pasangkayu pada tahun 2016-2018.
(TribunHealth.com/PP)