TRIBUNHEALTH.COM - Setiap pasangan suami istri tentunya sangat menantikan hadirnya buah hati.
Menjalani kehamilan dan kondisi janin yang sehat tentunya hal utama yang diinginkan.
Tak heran mengapa kehamilan ini diperlukan persiapan yang matang.
Bagi pasangan yang hendak menikah, tentunya disarankan untuk melakukan premarital check up.
Tujuan premarital check up yakni untuk mengetahui kondisi masing-masing pasangan.
Kadang pasangan merasa worry, di samping tidak siap menerima hasil pemeriksaan kesehatan dan akhirnya melakukan sejumlah upaya.
Misalnya saja konsumsi susu, vitamin atau suplemen lain yang katanya bisa cepat hamil.
Sebenarnya hal itu benar atau tidak?

Baca juga: 5 Makanan Indeks Glikemik Rendah, Atasi Lonjakan Gula Darah Tinggi di Malam Hari
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Maria Ratna Andjani Sp.OG., M.Med menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai konsumsi susu, vitamin atau suplemen yang diklaim bisa cepat hamil.
Banyak masyarakat awam yang mengatakan jika konsumsi susu, vitamin atau suplemen tertentu akan cepat hamil.
dr. Maria Ratna menyampaikan bahwa premarital check up tak hanya sekedar pemeriksaan laboratorium dan periksa darah.
Namun, premarital check up dimulai dari konseling.
"Untuk premarital check up itu gak sekedar pemeriksaan laboratorium dan periksa darah, bukan. Tapi dimulai dari konseling juga," kata dr. Maria Ratna.
Ia menuturkan, premarital check up dimulai dari konseling dengan pasangan terssebut.
Baca juga: Dokter, Bagaimana Prosedur Pemasangan Gigi Palsu?
Kemudian, dilakukan pemeriksaan fisik, dan selanjutnya melakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, periksa darah, keriksa kencing dan juga USG.
"Kita melakukan konseling dengan pasangan tersebut, kemudian melakukan pemeriksaan fisik, baru kita melakukan pemeriksaan-pemeriksaan seperti penunjang laboratorium, periksa darah, periksa kencing, USG, seperti itu,"
dr. Maria Ratna menegaskan jika banyak masyarakat awam yang berpikir bila premarital check up isinya hanya lab darah.
Kenyataannya, premarital chekck up juga ada konseling dengan pasangan tersebut.
"Kadang awam itu berpikir, premarital check up itu isinya cuma lab darah. Bukan, akan ada konseling juga dengan pasangan tersebut," lanjutnya.
Masalah Kesehatan yang Mengganggu Kesuburan Masih Bisa Diatasi

Baca juga: 10 Makanan Tinggi Biotin yang Cocok Bagi Pertumbuhan Rambut
Banyak yang menanyakan, jika hasil premarital check up ditemukan suatu masalah, apakah kondisi tersebut masih bisa ditangani.
dr. Maria Ratna menyampaikan bahwa kondisi yang mengganggu kesuburan pria maupun wanita pasti masih bisa ditangani.
Ia menambahkan, idealnya pemeriksaan premarital check up dilakukan sekitar 6 sampai 12 bulan sebelum pernikahan.
Dilakukan jauh hari sebelum pernikahan agar punya waktu untuk mengobatinnya.
"Pasti bisa ditangani. Makanya, idealnya pemeriksaan premarital check up itu antara 6 sampai 12 bulan sebelum pernihahan, sehingga kita punya waktu untuk mengoreksi, punya waktu untuk ngobatin," ujar dr. Maria Ratna.
Baca juga: Gejala dan Penyebab Gondongan: Waspadai Risiko dan Cara Pencegahannya
Kata dr. Maria Ratna, misalnya saja pasien perlu melakukan tindakan operatid atau pemberian obat-obatan hormonal. Sehingga masih ada waktu cukup untuk menstabilkan masalah tersebut.
Maka dari itu, ditegaskan dr. Maria Ratna agar tidak ragu melakukan premarital check up.
"Misalnya ada yang perlu tindakan operatif atau ada perlu pemberian obat-obat hormonal sehingga untuk menstabilkan itu kita punya waktu cukup,"
"Jadi jangan ragu untuk melakukan premarital check up." tandasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Maria Ratna Andjani Sp.OG., M.Med. Seorang Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS St. Carolus Summarecon, Serpong.
(TribunHealth.com/PP)