TRIBUNHEALTH.COM - Apakah sobat sehat pernah mendengar tentan turun peranakan?
Ya, kasus turun peranakan kerap kita dengar di lingkungan masyarakat.
Rahim turun atau turun peranakan dalam istilah medisnya disebut dengan prolaps uteri.
Namun, masyarakat awam lebih mengenal turun peranakan dengan sebutan turun berok.
Meski kondisi ini berisiko dialami oleh wanita, namun masih bisa dilakukan pencegahan.
Wanita yang berisiko mengalami turun berok yakni wanita pasca menopause, pasca melahirkan dan usia lanjut.
Perempuan yang beraktivitas fisik berat, apakah berisiko mengalami turun pernakan? Misalnya pada atlet profesional yang harus berbenturan fisik, banyak melompat dan lain-lain.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi), dr. Asih Anggraeni menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth mengenai risiko turun peranakan pada perempuan yang beraktivitas fisik berat.

Baca juga: RSGMP Unhas Gelar Pengajian Rutin Bertema Silaturahmi Membawa Keberkahan
Banyak juga yang menanyakan mengenai wanita yang sering angkat berat apakah kemungkinan berisiko mengalami turun peranakan.
dr. Asih Anggraeni membetulkan jika wanita yang sering angkat berat berisiko mengalami turun peranakan.
Misalnya saja binaragawati yang memang sering angkat berat, kemungkinan diusia 40 atau 50 tahun akan mengalami turun peranakan.
Ia menambahkan, mungkin saat ini belum kelihatan. Namun kondisi tersebut akan terlihat ketika sudah memasuki usia 50 tahun.
"Ya, contohnya binaragawati itu angkat-angkat berat ya, itu mungkin di usia-usia 40, 50 tahun dia akan turun peranakan," kata dr. Asih Anggraeni Sp.OG.
"Sekarang belum kelihatan, nanti di usia-usia 50 tahun,"
Baca juga: 10 Tips Meningkatkan Konsenstrasi dan Daya Ingat
dr. Asih menegaskan jika turun peranakan terjadi pada wanita yang sering angkat berat.
Kondisi ini tidak terjadi pada semua wanita.
"Ini akan terjadi pada wanita yang angkat-angkat berat, tidak semua wanita," jelasnya.
Mengenal Turun Peranakan atau Turun Berok

Turun peranakan atau turun berok ini menjadi hal yang dikhawatirkan para wanita.
Banyak wanita yang masih belum memahamo faktor penyabab dari turun peranakan.
dr. Asih Anggraeni menyampaikan, turun peranakan dikenal juga dengan istilah turun berok.
Turun peranakan atau turun rahim merupakan kondisi organ genetalia wanita turn ke vagina atau keluar dari vagina.
Baca juga: 11 Bahan Alami untuk Mengatasi Ketombe Mengganggu
"Untuk turun peranakan, kalau orang awam taunya adalah turun berok. Turun peranakan atau turun rahim adalah suatu kondisi dimana organ genitalia wanita itu turun ke vagina atau keluar dari vaginanya," ujar dr. Asih Anggraeni.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Asih mengungkapkan jika faktor penyebab turun peranakan ini banyak.
Seperti faktor usia, menopause, persalinan, kehamilan hingga obesitas.
Ia menegaskan jika faktor terjadinya turun peranakan ini kebanyakan ialah usia dan kehamilan.
"Nah, penyebabnya apa aja? Faktor penyebabnya itu banyak, itu ada faktor usia, faktor menopause, ada persalinan, ada kehamilan, ada obesitas juga. Jadi kebanyakan adalah kehamilan dan usia sih." pungkasnya.
Ini disampaikan oleh dr. Asih Anggraeni Sp.OG(K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi) dari RS Nirmala Suri
Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)