TRIBUNHEALTH.COM - Pasti sobat sehat sudah tidak asing lagi dengan istilah double chin, kan?
Ya, double chin adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak di sekitar area dagu.
Adanya double chin membuat seseorang tampak memiliki dua dagu.
Selain itu, double chin kerap dijadikan tanda bertambahnya berat badan.
Meskipun double chin bukanlah kondisi yang membahayakan, beberapa orang merasa kurang percaya diri karena dapat mengganggu penampilan mereka.
Tak heran jika beberapa orang rela melakukan treatment apa saja untuk mengatasi double chin.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai double hin, kita bisa bertanya langsung dengan dokter berkompeten seperti dr. Caryn Miranda Saptari.

Baca juga: 10 Tips Meningkatkan Konsenstrasi dan Daya Ingat
Pertanyaan:
Seseorang boleh melakukan tarik benang aptos pada usia berapa dok?
Nurma, di Sidoarjo
dr. Caryn Miranda Saptari menjawab:
Sebetulnya gak ada batasan usia.
Cuma karena kita akan melakukan anastesi suntik, sebaiknya sih di atas 12 tahun.
Jadi biar dosisnya juga pas dosis orang dewasa.
Profil dr. Caryn Miranda Saptari

Baca juga: 11 Bahan Alami untuk Mengatasi Ketombe Mengganggu
dr. Caryn Miranda Saptari merupakan inhouse aesthetic doctor (dokter kecantikan) di klinik kecantikan Dermaster Bali.
Ia pernah menjadi peserta MUSCAB IDI Cabang Karawang pada bulan November tahun 2016.
dr. Caryn Miranda Saptari tidak hanya aktif menjadi peserta simposium di Jakarta saja.
Tak jarang ia menjadi peserta simposium di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bogor hingga Bali.
Selain menjadi peserta, dr. Caryn Miranda Saptari juga pernah dipercaya menjadi pembawa acara di kegiatan seminar ilmiah yang dilaksanakan di Karawang.
Selama setahun tepatnya pada tahun 2017 hingga tahun 2018, ia menjadi interactive medical advisor di Alodokter.
Setelah itu, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter fungsional di Sahabat Almeera Clinic selama 5 bulan pada tahun 2018.
Baca juga: 5 Manfaat Teh Hijau untuk Rambut yang Jarang Diketahui
Di tahun 2018-2019, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter magang di poli kulit dan kelamin RSUD Wangaya Denpasar.
Tidak hanya cantik dan pintar, dr. Caryn Miranda Saptari juga sangat aktif mengikuti Workshop.
Di tengah sibuknya menjadi dokter, dr. Caryn Miranda Saptari pernah mengikuti 24 kegiatan Webinar.
Sampai saat ini ia berhasil memperoleh 6 penghargaan.
Penghargaan yang terakhir adalah lomba e-poster leprosy day perdoski: stop diskriminasi, stigma dan prasangka.
Ia kerap kali mengikuti berbagai penyuluhan.
Sejak tahun 2018 hingga tahun 2019, dr. Caryn Miranda Saptari berhasil mempublikasikan 5 karyanya.
Karyanya di publikasikan di Koran Fajar Bali, Cermin Dunia Kedokteran, hingga PERDOSKI.
Salah satunya yakni Skrining dan Diagnosis Melanoma pada Kulit.
(TribunHealth.com/PP)