TRIBUNHEALTH.COM - Menjaga telinga tetap bersih dan kering adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi telinga.
Kendati demikian, bagi seseorang yang sering beraktivitas di air, seperti berenang atau menyelam, telinga kemasukan air mungkin saja menjadi kondisi yang umum terjadi.
Namun, telinga kemasukan air ini tidak boleh dibiarkan karena dapat meningkatkan risiko infeksi saluran telinga.
Bicara mengenai telinga yang kemasukan air, terdapat pertanyaan yang diajukan pada dokter spesialis THT.
Baca juga: Dok, Selain Memengaruhi Pendengaran, Adakah Organ Lain yang Terdampak dari Infeksi Telinga?

Pertanyaan:
Dokter, ada banyak hal yang dilakukan banyak orang ketika berenang.
Ketika berenang, kadang telinga kemasukan air, misalnya yang kena adalah kanan, kemudian dari kiri dimasukin air lagi untuk menghilangkan air yang kanan, apakah ini benar dokter?
Doni, Boyolali.
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan, dr. Arne Laksmiasanti, Sp. THT-KL, M. Kes menjawab:
Memasukkan air lagi untuk menghilangkan air yang sebelumnya masuk ke telinga adalah mitos yang kesekian yang masih salah kaprah di kalangan masyarakat.
Untuk perawatan telinga, disarankan untuk telinga tetap kering dan tidak dimasukkan air, baik itu saat berenang, saat mandi, atau saat keramas.
Terlebih lagi kalau sudah mengalami infeksi telinga atau gendang telinga berlubang, itu disarankan untuk menutup telinga pakai kapas atau tissue saat mandi dan keramas, agar telinga terlindungi.
Jadi ketika telinga kemasukan air saat berenang, kemudian dimasukkan air lagi, itu justru memasukkan kuman ke dalam telinga karena air kolam tidak bersih yang akhirnya menyebabkan infeksi.
Oleh karena itu, sangat tidak disarankan untuk menambah air ke dalam telinga.
Baca juga: Dok, Sebenarnya Kotoran Telinga Harus Rutin Dibersihkan atau Cukup Dibiarkan Hingga Keluar Sendiri?

Profil dr. Arne Laksmiasanti, Sp. THT-KL, M. Kes
dr. Arne adalah Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher.
Saat ini ia tengah berpraktek di RS Hermina Solo sejak 2015.
Sembari menjalankan prakteknya, Arna menjadi seorang pengajar (Dosen) di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Profesi Dosen telah ia lakukan sejak 2017 hingga saat ini.
Dalam daftar riwayat hidup yang diterima oleh Tribunhealth.com, ia tercatat memiliki berbagai pengalaman bekerja.
Baca juga: Profil dr. Arne Laksmiasanti, Sp. THT-KL, M.Kes yang Berpraktek di RS Hermina Solo
Di antaranya:
Dokter THT RS PKU Muhammadiyah Surakarta (2013-2015)
Dokter THT RSUD Kabupaten Karanganyar (2014-2015)
Dokter Klinik Assalam Medical Care (2013-2014)
Dokter PTT Puskesmas Nusukan Kodya Surakarta (2001-2002)
Dokter PTT Puskesmas Bojong, Kabupaten Pekalongan (1999-2001)
dr. Arne merupakan lulusan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Ia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS pada 1991-1998.
Pada kampus ini pula, ia menamatkan pendidikan S 2 Biomedik Pasca Sarjana pada 2012.
Setelah sebelumnya, ia mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis yang juga dilakukan pada tahun yang sama (2006-2012).
Baca juga: Dokter, Apakah Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud Disarankan? Begini Jawaban dr. Arne