TRIBUNHEALTH.COM - Jantung koroner dapat mengancam nyawa apabila tidak ditangani dengan tepat.
Oleh karena ini penanganan tepat waktu sangat penting dalam kasus penyakit jantung.
Untuk mendapatkan penanganan yang cepat, langkah awal yang perlu dilakukan adalah deteksi dini.
Lalu apa saja cara mendeteksi jantung koroner?
TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Penyakit Jantung & Pembuluh Darah RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa, dr. Destrian Ekoputro W, Sp.JP, FIHA.
Berikut ini pertanyaan host dan jawaban jawaban dr. Destrian Ekoputro W, Sp.JP, FIHA dalam kutipan langsung, yang disampaikan ketika menjadi narasumber Healthy Talk:
Baca juga: Dokter, Apa Saja Gejala Awal Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai?

“Oke untuk mendeteksi dini itu sebenarnya yang tadi ya, kita harus cek rutin berkala pemeriksaan kesehatan.
Nah, dari pemeriksaan kesehatan itu jelas nanti akan dianamnesa sama dokternya, ditanya-tanya riwayat sakitnya sekarang apa, kemudian riwayat keluarganya bagaimana.
Itu sudah bisa menjurus atau mengarahkan kita untuk mendeteksi apakah ini pasiennya punya penyakit jantung atau tidak.
Kemudian, dari pemeriksaan fisik, nanti kita lihat.
Pemeriksaan fisik ini termasuk pemeriksaan dengan rekaman jantung atau yang biasa kita sebut EKG.
EKG atau elektrokardiografi itu melihat irama jantung.
Mungkin kalau bapak-bapak, ibu-ibu, atau teman-teman di sini pernah direkam jantung, itu yang keluarnya seperti gambar sandi rumput.
Nah, itu namanya rekaman jantung.
Baca juga: Apakah Perlu Rutin Medical Check Up untuk Mendeteksi Penyakit Jantung?
Dari situ memang bisa terlihat apakah ada sumbatan pembuluh darah jantung atau tidak.
Kemudian foto ronsen, ronsen torak, ronsen dada.
Foto ronsen dada itu nanti untuk melihat apakah jantungnya bengkak atau jantungnya tidak bengkak.
Selain itu juga untuk melihat apakah ada penyebab nyeri dada lain, misalnya paru-parunya, "Oh, ini kok paru-parunya seperti ada infeksi misalnya, ada TBC, atau ada pneumonia," seperti itu.
Kemudian dari ronsen dada juga bisa kita lihat, "Loh, ini kok ada tulangnya yang patah, misalnya tulang iganya ada yang patah."
Ternyata kemarin habis jatuh, kemudian nyeri dada, datang ke dokter jantung, begitu di ronsen yang terlihat adalah tulang patah.
Nah, itu bisa kita mendiagnosis untuk penyakit jantung koroner bisa dari ronsen dada.

Jadi, apakah betul ini nyeri dadanya dari jantung atau bukan.
Kemudian setelah itu ada pemeriksaan namanya treadmill, treadmill test.
Jadi, pasiennya disuruh lari, disuruh lari di atas alat treadmill sambil direkam jantungnya.
Jadi, terkadang untuk penyakit jantung koroner itu saat direkam kondisi pasien yang istirahat atau pasien normal, seperti keadaan sekarang misalnya, kemudian direkam jantung, rekaman jantungnya itu tidak menunjukkan adanya sumbatan.
Tapi begitu pasiennya disuruh lari di treadmill, nah, itu baru kelihatan ada perubahan dari rekaman jantung.
Nah, itu bisa, mendiagnosis dari rekaman jantung saat berlari.
Makanya tadi saya bilang, yang gejalanya itu biasanya muncul terkait sama aktivitas.
Baca juga: 7 Bahaya Kesehatan Akibat Duduk Terlalu Lama, Risiko Kenaikan Berat Badan dan Penyakit Jantung
Nah, makanya pasiennya disuruh lari, disuruh aktivitas, sehingga jantungnya itu dia berdetak lebih cepat.
Begitu detakannya lebih cepat, maka akan terlihat perubahan dari rekaman jantung.
Kemudian yang terakhir, bisa dari pemeriksaan eko, ekokardiografi atau biasa kita sebut USG jantung.
Nah, nanti dari pemeriksaan eko atau USG jantung itu juga bisa terlihat apakah pasien ini kira-kira ada penyakit jantung koroner atau tidak.
Jadi, banyak untuk screening test-nya, banyak.
Yang jelas harus rutin cek kesehatan secara berkala, gitu.”
Saksikan Talk Show “Waspada Penyakit Jantung Koroner dan Kenali Gejalanya” di kanal YouTube TribunHealth.com bersama dr. Destrian Ekoputro W, Sp.JP, FIHA dalam tayangan berikut.