TRIBUNHEALTH.COM - Jantung koroner terbilang penyakit serius yang dapat mengancam nyawa.
Ini sebabnya setiap orang perlu mengenali gejalanya.
Dengan demikian, ketika terjadi penyakit jantung koroner bisa segera memeriksakan diri dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Lalu apa saja gejala penyakit jantung koroner?
TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Penyakit Jantung & Pembuluh Darah RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa, dr. Destrian Ekoputro W, Sp.JP, FIHA.

Berikut ini jawaban dokter dalam kutipan langsung:
“Apa yang harus kita waspadai?
Yang pertama, kalau ada nyeri dada.
Jadi, kalau begitu kita merasa nyeri dada.
Nyeri dadanya seperti apa, Dok?
Jadi, nyeri dada, yang namanya dada itu, organ di dalamnya itu tidak hanya jantung.
Jadi, kalau ada nyeri dada, itu tidak selalu mengarah ke jantung, tapi memang pikiran utama kita selalu jantung dulu.
Kenapa, Dok?
Karena jantung yang paling utama.
Kenapa? Kalau jantung ada apa-apa, kemudian jantungnya berhenti berdetak, berbahaya.
Jadi, yang kita pikirkan kalau ada nyeri-nyeri dada, pertama kali pikirannya langsung, "Oh, sakit jantung," nggak apa-apa.
Baca juga: Dokter Jelaskan Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Serangan Jantung, Serupa tapi Tak Sama
Tapi nanti perlu ada pemeriksaan selanjutnya, apakah betul sakit jantung atau bukan.
Nah, nyeri dadanya untuk sakit jantung ini biasanya dia terkait dengan aktivitas.
Jadi kalau habis aktivitas, misalnya habis jalan jauh, atau misalnya habis mandi, atau misalnya habis olahraga, jalan kaki, atau jogging, kayak gitu, tiba-tiba dadanya terasa berat, terasa nyeri, tidak nyaman di dada, itu biasanya jantung.
Jadi, eh, rasanya itu berat, seperti kalau kita tiduran telentang kemudian ada anak kecil yang duduk di atas dada, nah, rasanya kayak gitu, jadi berat rasanya.
Bukan kayak clekit-clekit, Dok, atau rasanya kayak ditusuk-tusuk.. bukan, tapi berat rasanya.
Itu ciri khas untuk penyakit jantung koroner, rasa dadanya tuh berat.

Tadi kan dimulai saat aktivitas, kemudian rasa nyerinya muncul, kemudian setelah istirahat, biasanya hilang nyerinya.
Nah, nanti begitu aktivitas lagi, muncul lagi nyerinya, istirahat, hilang lagi.
Itu biasanya karena penyakit jantung koroner.
Kemudian nyeri dadanya ini biasanya tidak bisa ditunjuk dengan satu jari.
Jadi, eh, kalau saya tanya pasiennya, "Yang sakit sebelah mana, Pak? Yang sakit sebelah mana, Bu?"
Eh, "Sebelah sini, Dok, ya, semuanya," gitu.
Nah, kadang terasa sampai leher, kadang terasa sampai ke lengan kiri, atau terasa sampai ke punggung, menjalar nyeri dadanya.
Tapi kalau misalnya saya tanya, "Yang sakit mana, Bu?" "Sebelah sini, Dok, cuma satu titik," bisa ditunjuk dengan satu jari… itu biasanya bukan dari jantung, kemungkinan dari otot.
Nah, yang tadi saya bilang, di dada itu tidak cuma ada jantung, tapi ada paru-paru juga, kemudian ada tulang, ada otot, ada kulit.
Nah, itu semua kalau ada kelainan di situ bisa menyebabkan nyeri dada.
Ada infeksi paru bisa nyeri dada, ada herpes di kulit itu bisa nyeri dadanya.
Jadi, kadang, "Dok, ini nyeri dadanya saya pikir sakit jantung." Pas mau diperiksa, dibuka, "Ya, Pak, bajunya," ternyata ada herpesnya.
Berarti bukan karena jantung, tapi karena nyeri dadanya karena herpes misalnya, gitu.
Jadi nyeri dada itu tidak selalu jantung, tapi memang pikiran pertama kita harus jantung.
Kenapa? Karena jantung, begitu ada masalah, jantungnya berhenti berdetak, fatal, gitu.”
Saksikan Talk Show “Waspada Penyakit Jantung Koroner dan Kenali Gejalanya” di kanal YouTube TribunHealth.com bersama dr. Destrian Ekoputro W, Sp.JP, FIHA dalam tayangan berikut.
Saksikan Talk Show “Waspada Penyakit Jantung Koroner dan Kenali Gejalanya” di kanal YouTube TribunHealth.com bersama dr. Destrian Ekoputro W, Sp.JP, FIHA dalam tayangan berikut.