TRIBUNHEALTH.COM - Kekerasan sering kali kita temui di lingkungan sekitar kita.
Yang menyedihkan, korban kekerasan ini tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Siapa yang menduga bahwa pelaku kekerasan bisa jadi adalah orang-orang terdekat, seperti orangtua, saudara, paman, bibi, kakek, nenek, guru, hingga teman sebaya.
Tindakan kekerasan dapat menimbulkan dampak buruk bagi para korban.
Trauma yang diakibatkan oleh kekerasan jelas bisa memengaruhi kehidupan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak buruk kekerasan pada anak, kita bisa bertanya langsung dengan psikolog yang berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.

Baca juga: Kanker Mulut yang Sudah Dilakukan Kemoterapi, Apakah Masih Bisa Kambuh? Dokter Sampaikan Ini
Pertanyaan:
Pak, berarti bisa dikatakan bahwa trauma pada anak itu dipengaruhi oleh dukungan suportif dari lingkungan sekitar ya pak?
Tatang, di Ambarawa
Psikolog Adib Setiawan S.Psi., M.Psi menjawab:
Betul, artinya situasi lingkungan.
Lingkungan itu contoh pendidikan, kalau pendidikannya bagus kan bisa saja guru memberikan support yang cukup buat anak.
Atau keluarga besar memberikan support yang cukup buat anak.
Sehingga bisa jadi ketika mendapatkan support yang cukup dari lingkungan, bisa saja anak jauh lebih mudah memaafkan kedua orangtuanya yang melakukan kekerasan.
Profil Adib Setiawan S.Psi., M.Psi

Baca juga: Cara Mencegah Turun Berok atau Turun Peranakan, Ini Kata Obgyn
Adib merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Baca juga: Dok, Adakah Pesan Dokter untuk Masyarakat Agar Aware Terhadap HIV/AIDS?
Riwayat Pendidikan
S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005
S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009
Pengabdian Masyarakat
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang.
(TribunHealth.com/PP)