TRIBUNHEALTH.COM - Kekerasan seringkali kita jumpai di lingkungan sekitar.
Mirisnya korban kekerasan tersebut bukan hanya orang dewasa saja, melainkan anak-anak juga.
Siapa sangka jika pelaku kekerasan tersebut ialah orang terdekat sendiri, seperti orangtua, saudara kandung, paman, bini, kakek, nenek, guru, hingga teman sebaya.
Tindak kekerasan bisa menimbulkan dampak negatif bagi korbannya.
Trauma akibat kekerasan tentunya bisa mempengaruhi kehidupan korban.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kekerasan pada anak, kita bisa menanyakan langsung dengan psikolog yang berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.

Baca juga: Apakah Suplemen Pemutih Kulit Bisa Dikonsumsi Ibu Hamil dan Menyusui?
Pertanyaan:
Apakah trauma yang membekas pada anak akibat kekerasan, bisa hilang dalam hitungan tahun atau bahkan tidak bisa hilang sama sekali pak?
Yoga, di Bandung
Psikolog Adib Setiawan S.Psi., M.Psi menjawab:
Sangat tergantung pada kondisi lingkungan.
Kalau misalnya kekerasan itu hanya terjadi sekali, namun anak ini di salah satu sisi juga mendapatkan banyak kebaikan dari kedua orangtua.
Misalnya anak ini diajak bermain, diajak jalan-jalan, terus mendapatkan pendidikan yang layak, mendapatkan gizi makanan yang layak ya bisa saja anak mudah memaafkan kedua orangtuanya.
Baca juga: Berikut Penanganan pada Gangguan Prostat, Ini Kata Dokter Spesialis Urologi
Sehingga secara jangka panjang, kekerasan yang hanya dilakukan sekali itu sebenarnya tidak menimbulkan trauma.
Namun, ada juga anak sulit menghilangkan trauma itu karena begitu menyakitkan apa yang bergitu dilakukan oleh orangtuanya ketika memberikan kekerasan terhadap anak. Apalagi tanpa diimbangi dengan bermain, kadang juga makan kurang, pendidikan juga kurang. Ya bisa saja anak akhirnya secara jangka panjang trauma dan sulit memaafkan kedua orangtuanya.
Dan akhirnya kebencian terhadap orangtuanya itu bisa saja sampai dewasa, bahkan sampai punya anak juga bisa, sampai punya cucu pun juga bisa. Dan itu akan berdampak pada kepribadian seseorang.
Artinya, kepribadian seseorang itu juga dipengaruhi oleh pola asuh orangtua dan bagaimana orangtuanya dulu melakukan kepada dirinya.
Profil Adib Setiawan S.Psi., M.Psi

Baca juga: 8 Tanda-tanda Kekurangan Vitamin D, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Adib merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Baca juga: 9 Cara Mengurangi Asupan Gula, Upaya Menjaga Kesehatan Jantung
Riwayat Pendidikan
S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005
S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009
Pengabdian Masyarakat
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang.
(TribunHealth.com/PP)