TRIBUNHEALTH.COM - Kesehatan rongga mulut perlu diperhatikan.
Masih banyak masyarakat awam yang kurang memperhatikan kesehatan rongga mulutnya.
Padahal, kesehatan rongga mulut sama pentingnya dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Pasalnya, rongga mulut kita merupakan gerbang utama masuknya makanan ke dalam tubuh.
Masalah yang kerap terjadi di rongga mulut ialah sariawan dan bisa diialami oleh semua usia.
Ada beberapa individu yang memang sangat mudah mengalami sariawan.
Baca juga: 5 Manfaat Telur untuk Kulit, Bantu Mengurangi Bintik Hitam di Wajah
Perlu sobat sehat ketahui bahwa sariawan yang tak kunjung sembuh harus segera diwaspadai karena ditakutkan terjadi kanker mulut.
Bagaimana pengobatan kanker mulut? Apakah juga harus melalui kemoterapi seperti kanker-kanker yang lain?
Dokter gigi spesialis penyakit mulut, drg. Erni Marliana menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com usia yang sering mengalami pengobatan kanker rongga mulut.
Masih banyak masyarakat awam yang belum mengetahui pengobatan kanker mulut.
drg. Erni Marliana mengatakan bahwa pengobatan kanker mulut ini juga melalui kemoterapi seperti kanker-kanker lainnya.
Baca juga: Profil Rumah Sakit dr. OEN KANDANG SAPI SOLO, Berawal dari Poliklinik Tsi Sheng Yuan
Ia menambahkan, tak ada pilihan lain untuk mengobati kanker selain surgery, kemoterapi, radioterapi yang menjadi satu-satunya goal standart dalam perawatan kanker di rongga mulut.
"Betul, tidak ada pilihan lain surgery, kemoterapi, radioterapi itu menjadi satu-satunya pilihan goal standart untuk perawatan kanker di rongga mulut," kata drg. Erni Marliana Sp.PM.
Baik di Indonesia maupun negara-negara maju, rupanya, deteksi keganasan rongga mulut ini biasanya sering ditemui setelah tahap akhir.
Keganasan di rongga mulut jarang diketahui di tahap awal.
Ternyata hal ini karena pasien kurang aware dengan kondisi rongga mulutnya.
"Perrmasalahannya adalah, bahwa di rongga mulut itu, bukan hanya di Indonesia bahkan di negara-negara maju pun deteksi keganasan rongga mulut biasanya ditemui setelah tahap akhir,"
Baca juga: Tak Banyak yang Tau, Ini 7 Manfaat Tidur Telanjang Bagi Kesehatan
"Jadi jarang diketahui ditahap awal. Ini karena apa? Pasien kurang aware dengan kondisi rongga mulutnya," lanjutnya.
Dokter gigi spesialis penyakit mulut, drg. Erni Marliana mengungkapkan bahwa pasien sering menganggap sariawan adalah hal biasa dan tidak perlu diatasi pun akan sembuh sendiri.
Namun, ketika sudah satu tahun kondisi sariawan tidak ada perubahan, barulah datang ke dokter dan mempertanyakan kondisi sariawannya.
"Karena kan 'oh ini barangkali cuma sariawan biasa ya, tidak perlu diapa-apakan akan hilang sendiri'. Nanti setelah setahun tidak ada perubahan baru datang ke dokter gigi, baru datang untuk mempertanyakan apa yang terjadi dengan sariawannya,"
Rupanya, kata drg. Erni, dokter gigi masih sangat kurang melakukan skrining dalam mengedukasi masyarakat bahwa tidak semua sariawan itu tidak berpotensi ganas.
Namun, ada juga sariawan yang berpotensi ganas, sehingga harus selalu diwaspadai kondisinya.
Baca juga: 7 Bahaya Kesehatan Akibat Duduk Terlalu Lama, Risiko Kenaikan Berat Badan dan Penyakit Jantung
Sehingga saat dideteksi lebih awal, harapan sembuh pasien pun akan lebih bagus dibandingkan saat prediksinya di tahap-tahap akhir.
"Jadi memang kami masih sangat kurang melakukan skrining untuk membantu masyarakat mengetahui bahwa tidak semua sariawan itu tidak berpotensi ganas," tambahnya.
"Ada juga sariawan berpotensi ganas, sehingga harus selalu diwaspadai kondisi atau perubahan yang terjadi di rongga mulut. Sehingga ketika terdeteksi lebih awal, prognosis atau harapan sembuh pasien itu jauh lebih bagus dibanding ketika diprediksinya pada tahap-tahap yang terakhir." pungkas drg. Erni.
Ini disampaikan oleh drg. Erni Marliana, Sp.PM., Ph.D. Seorang dokter gigi spesialis penyakit mulut.
(TribunHealth.com/PP)