TRIBUNHEALTH.COM - Latar belakang keluarga diketahui dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.
Misalnya pada seseorang yang memiliki latar belakang keluarga broken home.
Selain itu, inner child juga bisa berpengaruh.
Apa saja dampaknya?
Dokter Spesialis Jiwa dr. Taufik Ismail, Sp.KJ pernah menjelaskan hal ini ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.

Berikut ini penjelasannya dalam kutipan langsung.
“Jadi memang kondisi keluarga ini salah satu faktor yang punya peran besar dalam membentuk karakter seseorang dan munculnya masalah kesehatan jiwa di kemudian hari.
Jadi misalnya pada broken home, ini memang peluang terjadinya masalah kesehatan jiwa pada seorang remaja maupun dewasa itu lebih besar dibandingkan mereka yang keluarganya tidak broken atau masih utuh.
Baca juga: 7 Tanda Kurang Konsumsi Protein, Gampang Ngantuk hingga Moody dan Cemas
Kemudian inner child, perasaan kekanak-kanakan pada seseorang itu kadang-kadang masih bertahan sampai dewasa.
Itu juga pengaruhnya cukup besar pada seorang remaja dan dewasa awal. Dan semua faktor nanti akan berkontribusi.
Tergantung tadi, kuat mana antara yang positif dan negatif dalam dia menghadapi tekanan di kemudian hari.
Dan biasanya ini juga dipengaruhi oleh kondisi saat dewasa sekarang.
Apakah keluarga yang sekarang dia sudah berkeluarga punya pasangan punya istri ataupun suami, punya anak… Ini punya daya dukung nggak terhadap kesehatan mental.
Baca juga: Kapan Perlu Konsultasi Psikolog atau Psikiater Terkait Masalah Kesehatan Mental? Ini Jawaban Dokter
Jadi tidak satru-satunya faktor bahwa keluarga yang broken home anaknya pasti di kemudian hari juga bermasalah.
Belum tentu juga.
Jadi semua hal berkontribusi tetapi lebih baik apabila memang dikondisikan sejak awal bahwa ini tempat yang nyaman untuk seseorang belajar dan tumbuh menjadi orang yang dewasa..”
Simak perbincangan dr. Taufik Ismail, Sp.KJ mengenai masalah kesehatan mental pada gen z dalam tayangan YouTube berikut.