Breaking News:

Peran Pasangan Mencegah dan Menghadapi Baby Blues

Baby blues syndrome adalah kondisi kesedihan atau kemurungan yang dialami seorang ibu setelah melahirkan.

Editor: Melia Istighfaroh
style.tribunnews.com
Ilustrasi baby blues 

TRIBUNHEALTH.COM - “Being a mother is learning about strengths you didn’t know you had and dealing with fears you didn’t know existed.” – Linda Wooten.

Ungkapan di atas sangat cocok menggambarkan kondisi setiap ibu yang baru melahirkan, yang mana mereka harus siap untuk terus belajar hal baru setiap hari, termasuk siap menghadapi berbagai kemungkinan kondisi psikologis seperti baby blues syndrome. 

Baby blues syndrome adalah kondisi kesedihan atau kemurungan yang dialami seorang ibu setelah melahirkan.

Kondisi ini umumnya muncul sementara waktu, rata-rata sejak bayi berusia 2 hari sampai dengan 3 minggu.

Berikut ini suplemen untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, klik di sini untuk mendapatkannya

Ilustrasi baby blues pasca melahirkan
Ilustrasi baby blues pasca melahirkan (wow.tribunnews.com)

Mengapa seseorang bisa mengalami baby blues?

Setiap ibu yang baru melahirkan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri, baik dari rasa sakit selama proses pemulihan setelah melahirkan, perubahan bentuk tubuhnya, peran barunya serta rutinitas kesehariannya, dan seringkali perubahan ini membuat kondisi emosional menjadi tidak stabil.

Hal ini berlaku bukan hanya untuk seorang perempuan yang baru menjadi ibu, namun juga termasuk untuk ibu yang melahirkan anak ke sekian kalinya.

Baca juga: Benarkah Mencampur Kopi dengan Lemon Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan?

Berikut ini produk untuk meningkatkan kecantikan, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Pentingnya Kehadiran Orang Terdekat

2 dari 3 halaman

Kehadiran orang terdekat sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental seorang ibu yang baru melahirkan.

Baik buruknya kesehatan mental ini juga berperan pada setiap pengambilan keputusan seorang ibu terhadap anaknya.

Ada kecenderungan dimana seorang ibu akan melakukan hal-hal yang menyakiti bayinya apabila ia merasakan kurangnya perhatian dan pendampingan orang terdekat selama proses persalinan dan pasca persalinan.

Orang terdekat dalam hal ini bukan hanya pasangan loh, namun juga termasuk orang tua, saudara atau kerabat terdekat.

Ilustrasi ibu baru yang mengalami baby blues
Ilustrasi ibu baru yang mengalami baby blues (Pexels)

Mengapa Baby Blues bisa terjadi?

  1. Kondisi emosional naik turun, di satu sisi senang menanti kelahiran anak, namun di sisi lain ketakutan muncul karena akan menghadapi persalinan dan perubahan peran.
  2. Ketidaknyamanan yang dirasakan pada awal masa nifas.
  3. Mudah merasa lelah karena berkurangnya waktu tidur.
  4. Seringkali merasa galau apakah selama ini sudah betul atau tidak merawat si kecil.
  5. Belum siap menerima perubahan bentuk tubuh selama dan setelah persalinan.

Baca juga: Cara Memilih Eksfoliasi Berdasarkan Jenis Kulit, Begini Saran Dokter Kecantikan

Berikut ini produk untuk mendukung tumbuh kembang bayi, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Bagaimana Menjadi Pasangan Siaga?

Sebagai seorang pasangan, banyak cara untuk menunjukan dukungan dan kehadiran kita kepada istri untuk mencegah terjadinya kondisi baby blues, misalnya:

  1. Menciptakan suasana komunikasi yang sehat dan terbuka dengan pasangan, posisikan diri kita sebagai pendengar yang baik dan tempat berkeluh kesah. Usahakan sediakan waktu rutin setiap harinya untuk saling mendengar dan bercerita, misalnya saat jam makan malam.
  2. Bantu istri melakukan pekerjaan rumah sehari-hari.
  3. Pastikan istri makan tepat waktu dan gizinya terpenuhi.
  4. Usahakan selalu dampingi istri setiap kali check up ke dokter selama kehamilan, proses persalinan dan setelah persalinan. Kehadiran pasangan atau orang terdekat membantu ibu merasa aman dan terjaga.
  5. Sesekali ajak istri refreshing keluar rumah berdua dengan anda. Ingat, quality time berdua setelah memiliki anak adalah moment penting untuk menjaga keintiman hubungan yang seringkali diabaikan. Alternatif lain, kita bisa memberikan istri kesempatan waktu untuk me time atau istirahat sejenak.
  6. Ikut terlibat dalam merawat si buah hati. Ingat, selalu ada yang pertama untuk semua hal, jadi tidak ada kata terlambat untuk belajar bersama mengurus si kecil.
  7. Tunjukkan kasih sayang dengan pasangan melalui pujian, pelukan, gandengan tangan, dan berusaha selalu mendukung dan menjadi pasangan yang siap siaga.
  8. Tidak merokok di sekitar istri dan anak.
  9. Tawar istri untuk dipijat punggung dan kakinya agar rasa pegal bisa berkurang.
  10. Jika kondisi kesehatan mental dirasa memburuk dalam 2 minggu pertama kelahiran, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog untuk mendapat arahan profesional.
Ilustrasi dampak dan pencegahan baby blues
Ilustrasi dampak dan pencegahan baby blues (makassar.tribunnews.com)

Apakah Baby Blues Bisa Terjadi Pada Seorang Ayah?

Ya, baby blues bisa terjadi juga pada seorang ayah. Kondisi ini biasanya muncul lebih lama, sekitar 1 sampai dengan 6 bulan setelah anak lahir.

3 dari 3 halaman

Hal ini disebabkan oleh perasaan campur aduk yang juga dirasakan seorang ayah, misalnya khawatir tidak mampu mengemban peran baru menjadi ayah, takut tidak mampu menjadi suami yang siaga, takut tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin bertambah, dan biasanya laki-laki lebih sulit dan jarang mengekspresikan perasaan mereka.

Pada kondisi ini kembali lagi dukungan emosional pasangan dan orang terdekat sangatlah dibutuhkan perannya, karena kamu tidak sendiri dan kamu tidak akan berjuang sendirian. 

Salam sehat! (Oleh dr Stella Yosanie)

Berikut ini produk untuk meningkatkan kesehatan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca juga: 8 Manfaat Ekstrak Buah Mengkudu Untuk Kesehatan, Mampu Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comBaby BluesKesehatan Mentalmasa nifas Baby Blues
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved