TRIBUNHEALTH.COM - Masuk angin merupakan masalah kesehatan umum yang biasa terjadi.
Kendati bukan masalah kesehatan serius, masuk angin bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beberapa di antara gejalanya antara lain mual, pilek, sakit kepala, hingga muntah dan kedinginan, seperti dilansir Kompas.com.
Untungnya beberapa tips sederhana dapat membantu mengobati masuk angin tanpa obat kimia.
Misalnya dengan mengonsumsi wedang jahe, madu, hingga rosemary.
Berikut ini penjelasannya.
Wedang jahe

Jahe dikenal sebagai salah satu rempah yang kaya manfaat kesehatan.
Tak mengherankan jika rempah satu ini banyak dimanfaatkan untuk pengobatan, tak terkecuali masuk angin.
Irisan jahe yang direbus dalam air mendidih ternyata ampuh menangkal mual, flu, higga sakit tenggorokan.
Fakta ini sudah terkonfirmasi dalam penelitian, dilansir Kompas.com dari Healthline.
Baca juga: 5 Efek Samping Minum Teh Jahe saat Perut Kosong, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Madu
Madu juga sudah lama dikenal karena manfaat obatnya.
Makanan yang dihasilkan dari lebah ini memiliki sifat antibakteri dan antimikroba.
Memadukan madu dengan air lemon atau teh dapat melegakan tenggorokan hingga batuk.
Mencampur madu dan jahe juga tidak ada salahnya untuk meredakan masuk angin.

Rosemary
Rosemary mungkin tidak sepenuhnya populer di Indonesia.
Kendati demikian, tumbuhan ini dapat digunakan sebagai penangkal masuk angin dan sakit tenggorokan.
Rosemary meragnsang sistem peredaran darah dan mendorong peredaran darah ke otak.
Hal ini membuat rasa sakit kepala akibat masuk angin menjadi lebih ringan.
Terlebih lagi rosemary juga mengandung antimikroba dan anitivirus.
Baca juga: 9 Rekomendasi Ramuan Herbal Penurun Berat Badan, Lengkap Cara Mengolahnya
Kerokan
Kerokan merupakan metode tradisional yang sangat umum untuk mengatasi masuk angin.
Cara kerja kerokan adalah dengan membuat reaksi inflamasi atau radang yang berakibat melebarnya pembuluh darah.
Hal ini pada akhirnya dapat memperlancar aliran darah, yang membuat oksigen yang masuk ke jaringan otot lebih banyak dan optimal.
Zat penyebab rasa pegal kemudian dibawa aliran darah untuk dibuang dari tubuh, dilansir Dinas Kesehatan Provinsi DIY dalam laman resminya.
Selain itu, proses kerokan juga merangsang keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC).
Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorfin.