Breaking News:

Penderita Diabetes Jangan Makan Daging Berlebihan Saat Idul Adha, Punya Efek Samping

Berikut ini alasan penderita diabetes perlu berhati-hati makan daging saat Idul Adha 2024

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
grid.id
ilustrasi daging merah 

TRIBUNHEALTH.COM - Stok daging dipastikan melimpah saat memasuki Idul Adha.

Kendati demikian penderita diabetes perlu berhati-hati dalam mengonsumsi daging.

Konsumsi daging dalam porsi yang tak terkontrol bisa saja dapat meningkatkan kadar gula darah.

Tentunya hal ini dapat berakibat negatif terhadap kondisi mereka.

Bagi penderita diabetes, memilih sumber protein terbaik sangat bergantung pada seberapa banyak lemak dan karbohidrat yang dikandung makanan tersebut.

Secara umum, protein yang perlu dihindari penderita diabetes adalah daging merah, daging olahan, dan daging berlemak.

Mengonsumsi daging merah dalam jumlah kecil, seperti daging sapi, babi, atau domba, dapat meningkatkan risiko diabetes.

Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa makan hanya 50 gram daging merah atau ikan setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen.

Baca juga: 6 Tips Mencegah Kolesterol Naik Setelah Lebaran, Salah Satunya Jangan Lupa Olahraga

Pengidap diabetes perlu menghindari daging dan sosis
Pengidap diabetes perlu menghindari daging dan sosis (Pexels)

Selain itu, penderita diabetes harus mempertimbangkan untuk menghindari atau membatasi asupan:

- daging yang dilapisi tepung roti, digoreng, dan tinggi sodium

2 dari 4 halaman

- daging olahan, seperti bacon, hot dog, dan daging deli

- iga dan potongan daging berlemak lainnya

- unggas yang masih berkulit

- ikan goreng

Dengan demikian, penderita diabetes perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum memutuskan untuk makan daging kurban.

Pasalnya dokter yang paling mengetahui kondisi Anda, apakah memungkinkan untuk makan daging atau tidak.

Kalau pun memungkinkan, ukuran porsinya mungkin juga jadi pertimbangan tersendiri.

Pengaruh daging terhadap gula dara

Penderita diabetes perlu menghindari konsumsi daging merah dan semua jenis olahannya.

Ini termasuk sosis, hot dog, atau pun produk lainnya.

3 dari 4 halaman

Amy Kimberlain, RD, CDE , juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics dan ahli diet kesehatan di Baptist Health South Florida memberikan penjelasan terkait hal ini.

Kepada Everyday Health, dia mengatakan bahwa daging merah dan produk olahannya kaya minyak jenuh.

Lemak jenuh dalam daging meningkatkan kolesterol dan meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, dan juga dapat membuat penderita diabetes berisiko lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan rata-rata orang, karena risiko mereka sudah meningkat akibat diabetes.

Ilustrasi daging berlemak
Ilustrasi daging berlemak (pixabay.com)

Baca juga: Hindari 7 Makanan Penyebab Asam Urat, Ada Seafood Hingga Daging Merah

Orang dengan diabetes tipe 2 mungkin memiliki kondisi lain yang berkontribusi terhadap risiko terkena penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol abnormal dan trigliserida tinggi, obesitas, kurang aktivitas fisik , gula darah yang tidak terkontrol, atau merokok, menurut AHA .

Namun bukan berarti pengidap diabetes harus menghindari asupan daging merah sama sekali.

Kimberlain menjelaskan, daging masih bisa dikonsumsi dalam porsi terkontrol dan melibatkan pemilihan dengan cermat.

Baca juga: 2 Tanda Utama Diabetes yang Kerap Tak Disadari dan Dianggap Sepele

Daripada potongan daging berlemak, pilihlah protein tanpa lemak, termasuk ayam dan kalkun tanpa kulit, ikan dan kerang, dan daging sapi tanpa lemak.

Untuk daging giling, pastikan Anda memilih daging sapi yang setidaknya 92 persen tanpa lemak dan 8 persen lemak, saran Kimberlain.

Bagaimana makan dapat mempengaruhi kadar gula darah

Ilustrasi upaya menjaga kadar gula darah
Ilustrasi upaya menjaga kadar gula darah (pixabay.com)

Situs medis LiveStrong memberikan ilustrasi bagaimana diabetes berkembang.

4 dari 4 halaman

Saat Anda mengonsumsi makanan tertentu, karbohidrat dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa di saluran pencernaan dan kemudian diserap ke dalam aliran darah.

Hal ini memicu pankreas melepaskan hormon yang disebut insulin.

Insulin membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi dengan bertindak seperti kunci yang membuka sel sehingga glukosa bisa masuk.

Sebelum seseorang terkena diabetes tipe 2, mereka menjadi resisten terhadap insulin.

Dengan resistensi insulin, "kunci" insulin masih ada, namun tidak berfungsi seperti dulu, jelas Joyce Patterson, MPH, RDN, ahli diet terdaftar dan pendidik diabetes di Program Pendidikan Diabetes Dewasa Michigan Medicine.

Baca juga: 7 Hal yang Harus Dilakukan Setiap Pagi agar Kadar Gula Darah Stabil

Akibatnya, sel tidak mudah membiarkan glukosa masuk.

Sebaliknya, glukosa tetap berada dalam aliran darah, sehingga meningkatkan kadar gula darah.

Kadar gula darah yang tinggi merangsang pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak.

Seiring waktu, organ menjadi kewalahan dan sel-sel tubuh menjadi semakin resisten terhadap insulin.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
diabetesIdul Adhadaging merahDaging Soto Madura Hashweh Kuzu Tandır Sambousek Tharid Kafta Kibbeh Tagine (Tajine)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved