TRIBUNHEALTH.COM - Bau mulut merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi.
Namun bagaimana jika seseorang mengalami bau mulut, padahal sudah rajin sikat gigi?
Melansir kanal kesehatan Times of India, bau mulut secara medis dikenal sebagai halitosis.
Meskipun menyikat gigi dua kali sehari merupakan langkah penting dalam mengatasi bau mulut, bau mulut yang terus-menerus mungkin mengindikasikan masalah kesehatan mendasar selain kebersihan gigi yang buruk.
Berikut 5 penyakit yang bisa menyebabkan bau mulut.
Infeksi pada sistem pernapasan

Infeksi saluran pernapasan seperti sinusitis, bronkitis, dan pneumonia dapat menyebabkan bau mulut.
Ketika infeksi ini terjadi, bakteri berkembang biak di saluran pernapasan, menghasilkan senyawa berbau busuk yang dikeluarkan melalui pernafasan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Oral Microbiology menemukan bahwa orang dengan infeksi saluran pernapasan memiliki kadar senyawa sulfur volatil (VSC) yang lebih tinggi, yang menyebabkan bau mulut.
Baca juga: 7 Tips agar Napas Segar Bebas Bau Mulut, Tak Cukup dengan Sikat Gigi
Masalah pada sistem pencernaan
Gangguan pencernaan seperti refluks asam, penyakit refluks gastroesofageal (GERD), dan sakit maag dapat menyebabkan halitosis.
Refluks asam terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa dan bau tidak sedap di mulut.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Adelaide menemukan bahwa individu dengan GERD lebih mungkin mengalami halitosis dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kondisi tersebut.
Diabetes

Diabetes merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sehingga dapat menimbulkan berbagai komplikasi, termasuk bau mulut.
Kehadiran keton dalam napas penderita diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bau khas buah yang dikenal sebagai "nafas aseton".
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Investigation menegaskan korelasi antara diabetes dan halitosis, menekankan pentingnya mengelola kadar gula darah untuk mengurangi bau mulut.
Baca juga: 12 Daftar Makanan Pantangan bagi Penderita Diabetes
Penyakit ginjal
Penyakit ginjal mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyaring produk limbah dari darah, sehingga menyebabkan penumpukan racun dalam aliran darah.
Racun ini dapat menyebabkan bau seperti amonia pada napas, yang biasa disebut dengan “nafas uremik”.
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California, Los Angeles, menemukan hubungan yang signifikan antara napas uremik dan penyakit ginjal, menyoroti pentingnya deteksi dini dan penanganan masalah ginjal.
Disfungsi hati
Disfungsi hati, seperti sirosis atau penyakit hati berlemak, dapat menyebabkan bau mulut akibat penumpukan racun dalam tubuh.
Racun ini biasanya dimetabolisme oleh hati namun dapat menumpuk ketika hati tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan bau busuk pada napas.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Breath Research menunjukkan bahwa individu dengan penyakit hati menunjukkan profil napas yang berbeda, yang menunjukkan adanya hubungan potensial antara disfungsi hati dan halitosis.
(TribunHealth.com)