TRIBUNHEALTH.COM - Kehidupan seksual masa kini, terutama untuk orang-orang yang sosialita.
Mereka entah karena ingin mencoba, ingin merasakan atau ingin sensasi lain dan akhirnya menggunakan gel saat berhubungan seksual.
Sobat sehat sudah tidak asing lagi bukan mendengar tentang gel atau pelicin vagina?
Ya, beberapa wanita menggunakan gel dan pelicin vagina saat berhubungan seksual.
Namun, belum banyak yang tau dari penggunaan gel dan pelicin vagina tersebut berbahaya atau tidak untuk kesehatan.
Sebenarnya penggunaan gel dan pelicin vagina ini berbahaya untuk kesehatan atau tidak? Adakah manfaatnya?

Baca juga: Ini yang Harus Dihindari Setelah Melakukan Filler Treatment
Medical sexolog, dr. Binsar Martin Sinaga menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Warta Kota mengenai penggunaan gel dan pelicin vagina.
Banyak wanita yang menggunakan gel dan pelicin vagina saat berhubungan seksual.
Tentunya hal ini harus menjadi perhatian khusus karena berkaitan dengan kesehatan.
dr. Binsar menuturkan bahwa selama 12 tahun beliau bergelut dalam bidang seksologist, memang secara singkat agar vagina tidak nyeri yakni menggunakan pelicin.
Ia menjelaskan, jika kita harus mengetahui alasan dari penggunaan gel atau pelicin tersebut, yakni karena nyeri pada vagina saat berhubungan seksual.
Dijelaskan oleh dr. Binsar bahwa nyeri saat berhubungan seks ini disebabkan oleh hormon estrogen yang berkurang.
Baca juga: 12 Daftar Makanan Pantangan bagi Penderita Diabetes
"12 tahun saya bergelut dalam bidang ini, memang secara singkat (shortcut) supaya vagina gak nyeri itu pakai pelicin," ujar dr. Binsar Martin Sinaga.
"Tetapi kita harus tau bahwa kenapa terjadinya pemakaian gel atau pelicin vagina ini. Jadi buat para ibu-ibu ya, ternyata penyebabnya adalah karena nyeri di vagina pada waktu berhubungan seks," lanjutnya.
"Nyeri di vagina pada waktu berhubungan seks itu disebabkan oleh karena hormon estrogen yang berkurang," imbuhnya.
Seksolog dr. Binsar menyampaikan jika pernah talkshow mengenai penyakit-penyakit yang menyebabkan terganggunya kebugaran seks. Salah satunya yakni penyakit yang mengenai pabrik hormon estrogen.
Ia menuturkan jika banyak wanita yang menggunakan pelicin sebagai jalan pintas dan lupa jika pelicin atau gel tersebut jamya melapisi.
Baca juga: Kekurangan Vitamin D Bisa Memicu Rematik, Apakah Benar?
Ditegaskan oleh dr. Binsar bahwa efek samping dari penggunaan gel atau pelicin tersebut yakni iritasi dan beberapa ada yang alergi. Selain itu, wanita yang mengalami problem seksual tersebut tidak teratasi problemnya.
"Kita perah talkshow penyakit-penyakit yang menyebabkan kebugaran seks terganggu. Salah satu adalah di mana penyakit ini mengenai tempat atau pabrik hormon estrogen itu," jelas dr. Binsar.
"Jadi ternyata banyak yang cuma shortcut, cuma jalan pintas pakai pelicin. Nah, lupa bahwa pelicin atau gel itu hanya melapisi. Efek samping iritasi, ada beberapa yang alergi. yang kedua, wanita yang mengalami problem seksual itu tidak teratasi problemnya," sambung dr. Binsar.

Baca juga: 5 Makanan Kombinasi Ini Baiknya Hindari, Bisa Sebabkan Gangguan Pencernaan
Problemnya apa?
Seksolog dr. Binsar menjelaskan jika problem yang dialami wanita tersebut seperti estrogennya berkurang, gairah menuruh dan vagina kering sehingga nyeri saat berhubungan seksual.
Jika kondisi ini dibiarkan, kata dr. Binsar akan mengakibatkan vagina menciut atau mengecil.
"Estrogennya berkurang, gairahnya menurun, vaginanya kering. Nyeri pada hubungan (seksual). Kalau ini dibiarkan, estrogen terus menurun menurun menurun, kalau ini dibiarkan, maka akan mengakibatkan vagina menciut (mengecil)." tuturnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube Warta Kota bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexolog.
(TribunHealth.com/PP)