TRIBUNHEALTH.COM - Telur merupakan protein hewani yang mengandung hampir semua zat gizi makro dan mikro.
Telur mengandung protein yang cukup tinggi dan berguna untuk fungsi sel tubuh, otot, otak, dan peredaran darah.
Tak hanya itu saja, kandungan protein pada telur juga membantu dalam proses metabolisme, produksi energi, penyembuhan luka, dan pembentukan hormon.
Telur mengandung berbagai nutrisi, seperti vitamin B kompleks (B2, B6, B12), vitamin D, vitamin E, zat besi, fosfor, dan selenium.
Kendati demikian, kandungan gizi di atas dapat berubah, tergantung bagaimana cara Anda mengolah telur tersebut.
Baca juga: 6 Manfaat Minum Susu Kurma untuk Kesehatan, Begini Cara Mudah untuk Membuatnya

Baca juga: Khasiat Makan Terong Ungu, Dapat Membantu Menurunkan Kadar Kolesterol Tinggi
Banyak orang yang takut mengonsumsi telur, karena telur memiliki reputasi yang buruk karena dianggap dapat membuat kolesterol jahat melonjak.
Kendati demikian, tidak semua jenis telur buruk untuk kesehatan, beberapa jenis telur justru bagus untuk kesehatan jantung.
Dahulu dokter menyebutkan bahwa konsumsi telur harus dibatasi demi menjaga kesehatan jantung.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan hasil sebaliknya, di mana telur bagus untuk kesehatan jantung.
Dilansir dari Everyday Health, dalam studi terbaru yang dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah pada dokter jantung Amerika Serikat disebutkan, konsumsi telur terutama telur yang difortifikasi alias telur omega-3, tidak berbahaya.
"Kami ingin menambahkan bukti baru yang kuat bahwa telur yang difortifikasi bermanfaat bagi kesehatan jantung," ungkap ketua peneliti dr. Nina Nouhravesh yang dikutip dari Everyday Health.
Baca juga: Manfaat Sayur Kubis untuk Kesehatan, Bantu Turunkan Tekanan Darah hingga Jaga Kesehatan Jantung
Telur yang difortifikasi berasal dari induk ayam yang diberi pakan bernutrisi, di mana telur tersebut tinggi akan vitamin D, vitamin B, dan vitamin E, serta asam omega, iodine, dan kandungan lemak jenuh yang lebih rendah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nouhravesh, ia dan timnya memantau 140 orang dewasa yang berusia di atas 50 tahun.
Para responden itu adalah orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya, atau memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, atau obesitas.
Selama empat bulan, separuh responden yang memakan 12 telur yang difortifikasi setiap minggunya, dan sisanya hanya makan maksimal 2 telur (telur difortifikasi atau telur biasa).
Di akhir penelitian kemudian diukur kadar kolesterolnya. Mereka dari kelompok telur difortifikasi memiliki kadar kolesterol jahat lebih rendah.
Baca juga: Sederet Manfaat Kacang Polong Kaya Serat, Bagus untuk Diabetes hingga Turunkan Berat Badan

Baca juga: Khasiat Pare, Sayuran yang Bagus Dikonsumsi Penderita Diabetes, Dapat Turunkan Gula Darah
Telur Mengandung Lemak Jenuh yang Lebih Rendah
Lebih lanjut, dokter jantung Parveen Garg mengatakan, kebanyakan pasian memang takut mengonsumsi telur.
Dalam satu telur berukuran besar bisa mengandung 200 mg kolesterol dari kuning telurnya.
"Namun teori bahwa makin banyak mengasup makanan mengandung kolesterol akan meningkatkan kolesterol dalam darah perlu dipertanyakan," kata Garg yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Ia menegaskan bahwa lemak jenuh lebih berdampak pada kadar kolesterol.
Selain itu, telur memiliki lemak jenuh lebih rendah dibandingkan dengan daging merah atau produk susu.
Fakta bahwa telur seringkali dikonsumsi dengan makanan tinggi lemak jenuh seperti sosis, bacon, dan mentega, juga memperumit persepsi bahwa telur berbahaya.
Untuk mencegah terjadinya lonjakan kadar kolesterol, konsumsilah telur omega-3 dan perhatikan makanan yang Anda konsumsi bersama telur.
Lebih baik konsumsi telur bersama dengan makanan rendah kolesterol, seperti sayuran.
Baca juga: 8 Manfaat yang Akan Dirasakan Tubuh Saat Rutin Minum Teh Lemon Jahe Sebelum Tidur
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)