TRIBUNHEALTH.COM - Keputihan adalah masalah yang mungkin sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar perempuan.
Keputihan terjadi ketika keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim.
Sebagian perempuan mungkin menganggap kondisi ini adalah hal yang biasa.
Namun, tahukah sobat sehat jika sering keputihan juga bisa meningkatkan risiko seorang perempuan sulit untuk hamil?
Apabila kondisi ini berlanjut maka bisa mengakibatkan infeksi.
Jika infeksi yang dialami cukup berat maka dikhawatirkan akan menimbulkan peradangan pada serviks (mulut rahim) dan memicu reaksi antigen antibodi.
Baca juga: Terungkap Jenis Olahraga yang Direkomendasikan untuk Penderita Diabetes
"Nanti akibatnya akan menimbulkan yang namanya antibodi antisperma sehingga nanti menimbulkan infertilitas ya.
Ketidakmampuan sperma karena dimatikan untuk membuahi wanita tersebut," kata dr. Binsar.

Nah, mengulas mengenai keputihan, sobat sehat harus mengetahui bahwa keputihan terbagi menjadi dua, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal (tidak normal).
- Keputihan normal
Keputihan merupakan kondisi normal yang dialami oleh setiap perempuan.
Diketahui bahwa jumlah, tekstur, dan warna keputihan yang dialami setiap perempuan bisa berbeda-beda, mulai dari keputihan yang kental dan lengket hingga keputihan yang bening dan berair.
- Keputihan abnormal
Keputihan abnormal bisa disebabkan oleh infeksi jamur, parasit atau bakteri.
Infeksi pada keputihan abnormal terbagi menjadi dua jenis, yaitu infeksi tidak menular dan infeksi menular.
Baca juga: Daftar Menu Sarapan Terbaik bagi Pengidap Diabetes, Bantu Jaga Kadar Gula Darah
Dari penjelasan diatas terjawab ya, sobat sehat.
Keputihan yang tidak normal bisa menyebabkan wanita sulit hamil.
Hal ini karena bisa mengakibatkan peradangan dan infeksi yang menghambat proses pembuahan.
Apabila tak segera diatasi maka infeksi bisa menyebar ke sistem reproduksi lainnya dan mengakibatkan wanita sulit untuk hamil.
BACA BERITA LAIN: Beragam Dampak Keputihan Tak Segera Diobati, Bisa Bikin Tak Nyaman dan Infeksi Menyebar
Apakah sobat sehat sering mengalami keputihan?
Ya, keputihan ialah cairan yang keluar dari alat genitalia yang bukan berupa darah.
Kondisi ini merupakan masalah paling umum kedua yang dialami wanita setelah pendarahan uterus abnormal sekaligus menjadi masalah kesehatan yang paling sering diabaikan.
Seyogyanya kondisi ini tidak diabaikan ya, sobat sehat.
Ada beberapa dampak yang terjadi menurut dr. Binsar jika kondisi ini tidak segera diatasi:
Baca juga: Mudah Didapat, Ini Daftar Obat Tradisional untuk Atasi Kolesterol dan Asam Urat yang Aman Dikonsumsi
1. Wanita menjadi tidak nyaman
"Hati-hati, uretra itu pendek, kalau ada keputihan itu kumannya bisa naik keatas sampai ke kandung kemih.
Dari kandung kemih kumannya naik ke atas lagi, bisa menyerang ginjal," kata dr. Binsar.
2. Infeksi menyebar

dr. Binsar menegaskan bahwa sobat sehat tidak boleh menganggap sepele keputihan.
Alangkah baiknya jika kondisi ini segera diobati.
Bagi seorang wanita, kondisi ini sangat fatal karena memiliki uretra yang pendek.
Apabila kandung kemihnya terinfeksi maka bisa menyebar ke ginjal.
3. Risiko komplikasi kehamilan
Melansir beberapa sumber, infeksi yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan, seperti persalinan prematur atau komplikasi pada janin..
4. Gangguan kualitas hidup
Keputihan yang tidak diobati dapat menyebabkan gejala seperti gatal, nyeri, atau keputihan yang sangat tidak nyaman, yang dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
Baca juga: Teh Ini Cocok Diminum Pasien Diabetes, Ada Efek Menurunkan Kadar Gula Darah dan Hipertensi
5. Risiko penyakit menular seksual (PMS)
Beberapa jenis keputihan dapat menjadi gejala penyakit menular seksual (PMS).
Jika PMS tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk infertilitas.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Bugar Seksual edisi 22 Desember 2023.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.