TRIBUNHEALTH.COM - Mengalami lonjakan gula darah setelah makan merupakan salah satu hal yang kerap dijumpai oleh penderita diabetes.
Setelah Anda makan, tubuh akan mulai memecah makanan yang ada di dalam perut menjadi bahan bakar.
Artinya, jumlah glukosa dalam darah akan meningkat usai Anda makan.
Penderita diabetes biasanya menggunakan alat pengukur untuk memeriksa kadar gula darahnya.
Kebanyakan penderita diabetes menguji glukosa mereka sebelum makan dan 2 jam setelah mereka mulai makan.
Sebelum makan, orang dewasa harus memiliki kadar glukosa 80 hingga 130, setelah itu angkanya harus di bawah 180.
Baca juga: Cara Menghindari Naik Turunnya Gula Darah pada Penderita Diabetes Tipe 2

Gejala Gula Darah Terlalu Tinggi Setelah Makan
Dilansir dari WebMD, lonjakan gula darah setelah makan disebut sebagai hiperglikemia postprandial.
Seiring waktu, gula darah tinggi dapat menyebabkan masalah pada ginjal, saraf, mata, dan jantung.
Jika kadar glukosa Anda lebih dari 200, Anda mungkin akan mengalami gejala hiperglikemia seperti berikut.
- Haus
- Kelelahan
- Mual
- Merasa bingung atau gelisah
- Sering buang air kecil
- Penglihatan kabur
Baca juga: Makan Kacang Almond Tiap Hari Bantu Kelola Gula Darah Penderita Diabetes, Segini Porsi Idealnya
Cara Mengatasi Lonjakan Gula Darah Setelah Makan
Jika Anda mengalami gejala seperti di atas setelah makan, Anda disarankan untuk memeriksa kadar gula darah Anda.
Ketika Anda menemui kadar gula darah Anda tinggi, Anda bisa menurunkannya dengan olahraga jalan kaki 10-15 menit.
Tetapi jika level gula darah Anda lebih dari 240, Anda harus menguji diri Anda sendiri untuk mengetahui keberadaan sesuatu yang disebut keton sebelum Anda berolahraga.
Keton adalah asam yang diproduksi ketika tubuh Anda membakar simpanan lemak.
Jika Anda berolahraga ketika kadar keton dalam darah Anda tinggi, hal ini dapat memperburuk lonjakan gula darah atau menyebabkan sesuatu yang disebut ketoasidosis, yang merupakan kondisi yang mengancam jiwa.
Anda dapat menguji keton di rumah dengan menggunakan meteran glukosa atau tes urine sederhana.
Jika Anda memiliki keton, jangan berolahraga. Sebaliknya, bicarakan dengan dokter Anda tentang cara mengelolanya.
Ketika Anda mengalami lonjakan hiperglikemik yang parah, Anda mungkin harus pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan cairan tambahan dan insulin.
Saat Anda sering mengalami lonjakan gula, bicarakan dengan dokter Anda. Anda mungkin perlu mengubah rencana perawatan Anda.
Baca juga: 5 Kesalahan Penderita Diabetes Saat Sarapan, Dapat Meningkatkan Lonjakan Kadar Gula Darah

Baca juga: Rutin Makan Buncis Bisa Turunkan Gula Darah, Bagus untuk Diabetes dan Begini Cara Mengolahnya
Cara Mencegah Lonjakan Gula Darah
Terdapat tiga cara utama untuk mengelola diabetes dan menjaga gula darah Anda tetap terkendali.
1. Obat-obatan atau insulin
Obat-obatan seperti insulin atau metformin yang digunakan untuk mengobatai diabetes tipe 2 harus dikonsumsi secara teratur.
Dokter Anda akan membantu Anda menetapkan rencana dan mencari tahu obat mana yang Anda butuhkan.
2. Makan dengan benar
Makan dengan benar dapat memperkecil kemungkinan terjadinya lonjakan gula darah.
Skala yang disebut indeks glikemik dapat memberi tahu Anda makanan mana yang lebih mungkin menyebabkan lonjakan gula darah, sehingga lebih mudah merencanakan makanan Anda.
Tanyakan kepada dokter Anda tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan yang memiliki indeks glikemik rendah agar tidak melonjakkan kadar gula darah Anda.
3. Olahraga
Olahraga membantu tubuh Anda menyerap glukosa lebih lambat.
Aktivitas fisik ini juga meningkatkan sirkulasi Anda dan membantu Anda menurunkan berat badan.
Anda sebaiknya memasukkan aktivitas fisik setidaknya 30 menit ke dalam rutinitas harian Anda.
Bicaralah dengan dokter Anda mengenai olahraga yang baik dilakukan oleh penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga untuk Penderita Diabetes Tipe 2, Jaga Kadar Gula Darah & Tingkatkan Kerja Insulin
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)