TRIBUNHEALTH.COM - Makan secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes tipe 2.
Melewatkan waktu makan atau camilan dapat menyebabkan seseorang mengalami risiko gula darah rendah atau hipoglikemia.
Melewatkan waktu makan juga dapat menyebabkan makan berlebihan di kemudian hari, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah.
Salah satu waktu makan yang sangat penting bagi penderita diabetes adalah saat sarapan.
Melewatkan sarapan dikaitkan dengan kadar gula darah yang lebih tinggi dan penambahan berat badan.
Baca juga: Kombinasi Sarapan Terbaik untuk Turunkan Gula Darah, Bisa Diterapkan oleh Penderita Diabetes

Sarapan Lebih Awal Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2
Dilansir dari laman Health, sebuah studi baru menemukan bahwa makan sarapan lebih awal dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Banyak orang yang mungkin tergoda untuk melewatkan sarapan di pagi hari, namun penelitian baru menunjukkan bahwa meluangkan waktu untuk sarapan dan memakannya lebih awal di hari tersebut dapat memberikan manfaat kesehatan yang penting.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Epidemiology, menemukan bahwa mereka yang rutin sarapan lebih awal khususnya sebelum jam 8 pagi, lebih kecil kemungkinan terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang sarapan setelah jam 9 pagi.
Demikian pula saat makan malam, peserta penelitian yang cenderung makan malam lebih larut, terutama setelah jam 9 malam atau 10 malam memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan malam lebih awal pada hari itu.
"Hasil ini tidak bergantung pada berbagai variabel termasuk pendidikan, kualitas makanan, atau tingkat aktivitas fisik peserta," jelas Anna Palomar-Cros, PhD, MPH , penulis studi dan peneliti pascadoktoral di ISGlobal Barcelona Institute for Global Health yang dilansir TribunHealth dari Health.
"Di luar kualitas nutrisi makanan, makan lebih awal mungkin dikaitkan dengan rendahnya risiko diabetes tipe 2."
Baca juga: 4 Kebiasaan Baik di Pagi Hari untuk Penderita Diabetes, Dapat Turunkan Lonjakan Gula Darah

Makan Lebih Awal, Tidak Puasa di Siang Hari, Membantu Turunkan Risiko Diabetes
Palomar-Cros dan timnya mengamati data dari 103.312 orang dewasa yang terlibat dalam kelompok penelitian besar di Perancis dan hampir 80 persen adalah perempuan dengan rata-rata usia 43 tahun di awal penelitian.
Waktu dan frekuensi makan dicatat dalam catatan diet 24 jam selama dua tahun pertama penelitian.
Setelah rata-rata melakukan tindak lanjut selama 7 tahun, para peneliti menganalisis waktu makan, jumlah makanan, dan waktu puasa semalaman untuk melihat apakah ada hubungannya dengan diabetes tipe 2.
Selama penelitian, 963 orang menderita diabetes tipe 2, catatan pola makan mereka tampak berbeda dibandingkan mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut.
Baca juga: Konsumsi Makanan Ini Saat Gula Darah Tinggi, Cocok untuk Penderita Diabetes
Orang yang biasa sarapan setelah jam 9 pagi memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Selain itu, orang yang makan malam lebih awal memiliki risiko sedikit lebih rendah terkena diabetes tipe 2.
Risiko penyakit juga lebih sedikit lebih rendah pada orang yang memiliki frekuensi makan lebih banyak, yaitu makan enak atau tujuh kali sehari dibandingkan hanya dua atau tiga kali.
"Puasa malam hari lebih dari 13 jam akan dikaitkan dengan kejadian diabetes tipe 2 yang lebih rendah hanya jika puasa berbuka pada jam 8 pagi atau sebelumnya," kata Palomar-Cros.
"Hal ini menunjukkan bahwa strategi puasa intermitern yang populer di mana orang tidak makan sampai pagi atau siang hari sebenarnya bisa berbahaya bagi mereka yang ingin menghindari diabetes tipe 2," lanjutnya.

Baca juga: Waktu Terbaik untuk Cek Gula Darah, Penderita Diabetes Wajib Tahu!
Mengapa Waktu Makan Berpengaruh?
Hubungan antara waktu sarapan dan risiko diabetes tipe 2 memperkuat gagasan bahwa makan dan ritme alami tubuh memiliki hubungan yang unik.
Ritme sirkadian tubuh dan asupan makanan masyarakat bisa berdampak signifikan terhadap kesehatan.
"Irama sirkadian terlibat dalam hampir semua fungsi tubuh dan diatur oleh jam sirkadian, yang terutama disinkronkan oleh cahaya tetapi juga oleh makanan," kata Palomar-Cros.
"Fungsi yang benar dari sistem ini sangat penting untuk memastikan metabolisme yang optimal."
Dalam penelitian sebelumnya menemukan bahwa ritme sirkadian tubuh dapat mengontrol glukosa, insulin, toleransi glukosa, dan nafsu makan.
Sistem ini cenderung mencapai puncaknya di pagi hari, sehingga pagi hari merupakan waktu yang lebih baik bagi orang untuk makan.
Baca juga: Minuman Terbaik untuk Diabetes, Dapat Turunkan Gula Darah Tinggi hingga 30 Persen
Menurut Mia Zhu, MPH, RD , spesialis perawatan dan pendidikan diabetes bersertifikat di Duke Health, hormon Anda memberi tahu hati Anda untuk melepaskan gula ke aliran darah saat Anda bangun.
Zhu melanjutkan, makan sesaat setelah bangun tidur memicu hormon seperti insulin, yang kemudian membantu memindahkan gula ke dalam sel dan keluar dari aliran darah.
Gula darah tinggi merupakan ciri khas diabetes tipe 2, oleh karena itu penderita diabetes dianjurkan untuk sarapan setiap hari.
Memprioritaskan sarapan mungkin merupakan cara yang baik bagi orang-orang untuk menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Dalam sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang sarapan setiap hari, kecil kemungkinannya untuk mengalami gejala sindrom metabolik seperti tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi.
Baca juga: 5 Manfaat Makan Buah Naga Kaya Serat, Bagus untuk Pencernaan hingga Kelola Gula Darah
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)