TRIBUNHEALTH.COM - Penderita diabetes harus membatasi asupan snack atau makanan ringan kemasan.
Pasalnya ada potensi bahaya yang mengintai di balik snack kemasan.
Padahal, pola makan menjadi salah satu kunci utama agar gula darah terkontrol.
Ada beberapa alasan mengapa penderita diabetes perlu membatasi asupan makanan ringan kemasan.
Pertama, snack kemasan biasanya terbuat dari tepung dan kaya gula serta garam.
Kedua hal itu merupakan bahan yang perlu dibatasi pengidap diabetes.
Jika tidak, bukan tidak mungkin akan membuat gula darah melonjak.
Belum lagi kandungan minyak trans yang ada di dalamnya.
Melansir situs kesehatan Everyday Health, lemak trans dapat meningkatkan kolesterol “jahat” (LDL) , serta menurunkan kolesterol “baik” (HDL).
Ini membuat lemak trans dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Terlebih lagi penderita diabetes tipe 2 pada dasarnya sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
Baca juga: Diet Tetap Boleh Ngemil, Makanan Berikut Jadi Snack Terbaik untuk Penurunan Berat Badan
Bahaya lain dari lemak trans
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini sederet dampak mengonsumsi lemak trans bagi kesehatan
Tingkatkan kolesterol dan bahayakan jantung
Mungkin masalah kesehatan yang paling banyak diketahui terkait dengan lemak trans adalah dampak buruknya terhadap kesehatan jantung.
Lemak trans telah terbukti meningkatkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), yang umumnya dikenal sebagai kolesterol "jahat", sekaligus menurunkan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL), atau kolesterol "baik".
Pergeseran kadar kolesterol yang tidak menguntungkan ini meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung dan stroke.
Mengembangkan resistensi insulin
Lemak trans telah dikaitkan dengan resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap efek insulin.
Resistensi insulin ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Efek inflamasi dari lemak trans juga berkontribusi terhadap resistensi insulin yang diamati pada individu dengan asupan tinggi lemak ini.
Baca juga: Lemak Trans Jadi Sumber Kolesterol Jahat dan Bikin Tubuh Resistensi Insulin, Rawan Jadi Diabetes
Berdampak buruk pada kehamilan
Wanita hamil harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi lemak trans.
Penelitian menunjukkan bahwa asupan lemak trans yang lebih tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi, seperti diabetes gestasional dan preeklampsia.
Selain itu, terdapat bukti bahwa lemak trans dapat berdampak buruk pada perkembangan janin dan menyebabkan berat badan lahir rendah.
Baca juga: Tips Mencegah hingga Mengatasi Stres Saat Menyusui, Dapat Diterapkan Sejak Hamil
Merusak fungsi kognitif
Penelitian yang muncul menunjukkan adanya hubungan potensial antara konsumsi lemak trans dan gangguan kognitif.
Asupan lemak trans yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya.
Mekanisme pasti di balik hubungan ini masih dieksplorasi, namun efek inflamasi dan stres oksidatif dari lemak trans dapat berkontribusi terhadap kerusakan neurologis.
Meningkatkan risiko obesitas
Meskipun tidak berdampak langsung seperti masalah kesehatan lainnya, lemak trans dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak trans dapat menyebabkan peningkatan timbunan lemak perut, berkontribusi terhadap obesitas sentral—faktor risiko yang diketahui untuk sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular.
(TribunHealth.com)