TRIBUNHEALTH.COM - Jeroan adalah salah satu makanan yang terkenal buruk untuk pengidap asam urat.
Namun tak hanya itu saja.
Ternyata ada sederet makanan hewani lainnya yang perlu dihindari, termasuk daging merah.
Pasalnya berbagai makanan berikut bisa memperparah asam urat dan membuat kadarnya melonjak drastis.
Melansir Everyday Health, berikut ini sederet makanan hewani yang bisa memperparah asam urat.
Jeroan
Bagi sebagian orang, jeroan adalah makanan lezat.
Tapi ini adalah kabar buruk bagi penderita asam urat karena mengandung purin.
Meskipun hanya ada sedikit penelitian terhadap wanita, pria yang makan daging dengan kandungan purin tertinggi memiliki risiko 40 persen lebih tinggi terkena asam urat dibandingkan mereka yang makan lebih sedikit, menurut sebuah penelitian besar selama 12 tahun di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Universitas Harvard.
Baca juga: Cara Mengelola Kadar Asam Urat agar Stabil, Hindari Jeroan, Daging Merah, Serta Makanan Ini
Daging sapi dan babi
Meskipun jeroan adalah yang terburuk, sebagian besar daging mengandung purin yang cukup tinggi, kata ahli reumatologi Frank Arnett, Jr., M.D., seorang profesor di University of Texas Medical School di Houston.
Makanlah tidak lebih dari 4 hingga 6 ons daging atau ikan tanpa lemak per hari, saran Kelly O'Connor, R.D., pendidik diabetes di Mercy Medical Center di Baltimore.
“Satu porsi daging merah standar adalah sekitar 3 hingga 4 ons, [seukuran] setumpuk kartu,” katanya.
Kerang
Yang terbaik adalah menghilangkan makanan dengan purin tinggi seperti udang, lobster, dan kerang dari menu Anda.
Pria yang makan makanan laut paling banyak memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar terkena asam urat dibandingkan mereka yang makan makanan laut paling sedikit, demikian temuan studi Harvard yang sama.
Baca juga: Ibu Hamil Perlu Menghindari Sederet Makanan Berikut, Termasuk Seafood Tertentu
Ikan berlemak
Seafood lainnya juga harus dibatasi.
Ikan teri, herring, redfish (ocean perch), sarden, dan tuna termasuk di antara protein yang menyebabkan nyeri asam urat dan harus dibatasi hingga 4 hingga 6 ons per hari.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)