TRIBUNHEALTH.COM - Japanese Encephalitis merupakan penyakit radang otak akibat virus, yang paling banyak terjadi di kawasan Asia.
Virus Japanese Encephalitis adalah virus golongan flavivirus.
Penularan virus tersebut sebenarnya hanya terjadi antara nyamuk Culex, tepatnya Culex tritaeniorhynchus.
Selain nyamuk, virus ini juga bisa ditularkan melalui kontak dengan babi atau burung rawa.
Lantas, siapa yang paling berisiko terinfeksi virus ini?
Baca juga: Mengenal Penyakit Japanese Encephalitis, Penyebab Radang Otak yang Memiliki Angka Kematian Tinggi

Baca juga: Tingkatkan Kekebalan Tubuh dengan Konsumsi Ikan Salmon, Kaya Vitamin D hingga Magnesium
Dilansir TribunHealth melalui kanal YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Anak dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Rengganis Ayu Kinanti, M.Med.Sc, Sp.A memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
Orang yang Berisiko Terinfeksi Japanese Encephalitis
1. Anak-anak atau orang yang tinggal di daerah endemis
dr. Rengganis menjelasakan, yang berisiko terhadap virus Japanese Encephalitis ini adalah anak-anak atau orang yang masih tinggal di daerah endemi.
Selain itu, anak-anak atau orang-orang yang bepergian ke daerah endemi dan menetap selama 1 bulan atau lebih.
2. Anak-anak dengan immunocompromised
Anak-anak dengan immunocompromised atau anak-anak dengan daya tahan tubuh lemah, juga mungkin berisiko terkena penyakit Japanese Encephalitis dengan gejala berat.
dr. Rengganis menuturkan, orang dengan daya tahan tubuh lemah masih ada kemungkinan terserang penyakit Japanese Encephalitis ini.
"Karena seperti yang kita ketahui, yang namanya penyakit virus, ketika ada virus masuk ke dalam tubuh kita, yang pertama akan menyerang adalah daya tahan tubuh kita."
"Daya tahan tubuh kita itu akan melawan virus tersebut, di mana jika daya tahan tubuh baik, maka virus tersebut akan kalah dan biasanya tidak bergejala."
"Berbeda jika kondisinya misalnya daya tahan tubuh lemah, atau sering disebut dengan immunocompromised, ketika virus tersebut masuk, daya tahan tubuh tidak kuat untuk melawan virus, tentu saja virusnya akan lebih berkuasa dan biasanya gejala yang timbul juga akan lebih berat," jelas dr. Rengganis.
Baca juga: Sederet Makanan Ringan yang Aman Dikonsumsi Saat Anak Sedang Demam

Baca juga: 5 Tips Cegah Pneumonia pada Anak, dr. Hendra Wardhana Imbau Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
Gejala Japanese Encephalitis
Menurut dr. Rengganis, untuk Japanese Encephalitis sebenarnya kebanyakan itu tidak bergejala atau asimtomatis.
Kurang dari 1 persen yang menimbulkan gejala dan jika bergejala biasanya mulai timbul pada hari ke-5 atau ke-15 di masa inkubasinya.
Gejala untuk awalnya bisa gejala seperti sindrom lainnya seperti berikut.
- Demam
- Pilek
- Nyeri perut
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
"Yang berat akan muncul gejala sakit kepala yang berat, demam tinggi yang mendadak, kemudian penurunan kesadaran atau sampai koma, kejang, dan sampai bisa menyebabkan kematian," terang dr. Rengganis.
Baca juga: 6 Pilihan Minuman Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Imun Agar Tidak Mudah Sakit
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Rengganis Ayu Kinanti, M.Med.Sc, Sp.A dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)