TRIBUNHEALTH.COM - Japanese Encephalitis merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus dan penularannya melalui gigitan nyamuk.
Penularan Japanese Encephalitis terjadi ketika nyamuk menggigit hewan yang terinfeksi virus ini, umumnya babi dan burung air.
Nyamuk tersebut kemudian dapat menyebarkan virus ke manusia melalui gigitannya.
Virusnya inilah yang bernama Japanese Encephalitis.
Kenapa disebut dengan Japanese Encephalitis?
Baca juga: 5 Tips Cegah Pneumonia pada Anak, dr. Hendra Wardhana Imbau Perilaku Hidup Sehat dan Bersih

Dilansir TribunHealth melalui kanal YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Anak dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Rengganis Ayu Kinanti, M.Med.Sc, Sp.A memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
dr. Rengganis menjelaskan, disebut dengan Japanese Encephalitis karena memang kasus pertama dari penyakit ini terjadi di Jepang pada tahun 1871.
Penyakit Japanese Encephalitis ini merupakan penyebab ensefalitis atau radang otak di kawasan Asia, terutama di Asia bagian pasifik barat salah satunya adalah Indonesia.
Menurut penuturan dr. Rengganis, untuk di Indonesia sendiri, terdapat beberapa kasus sudah dilaporkan, seperti Provinsi Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, kemudian Jawa Barat, Jakarta, dan DI Yogyakarta.
Angka tertinggi kejadian Japanese Encephalitis di Indonesia adalah di Provinsi Bali.
dr. Rengganis menyebutkan, penyakit Japanese Encephalitis ini bisa menyerang semua usia, namun anak-anak lebih berisiko untuk terkena penyakit ini.
"Jadi memang penyakit Japanese Encephalitis ini bisa menyerang semua usia, tapi anak-anak lebih berisiko," terang dr. Rengganis.
Baca juga: Sederet Makanan Ringan yang Aman Dikonsumsi Saat Anak Sedang Demam

Masuk Dalam Kategori Penyakit Berbahaya
dr. Rengganis membenarkan jika Japanese Encephalitis ini masuk dalam kategori penyakit yang serius dan berbahaya.
Pasalnya, angka mortalitas atau kematian dari penyakit ini terbilang cukup tinggi yaitu sekitar 20-30 persen.
Dan jika penderita dapat bertahan hidup, biasanya akan meninggalkan gejala sisa, seperti gangguan motorik kelumpuhan, kejang berulang, gangguan intelektual, gangguan kognitif, atau gangguan perilaku.
"Jadi memang penyakit yang cukup serius."
"Penderita Japanese Encephalitis ini tidak bisa pulih seperti semula, masih ada gejala sisa karena Japanese Encephalitis ini kan memang menyerang otak organ targetnya, jadi mengganggu susunan saraf pusat dan biasanya akan meninggalkan gejala sisa," jelas dr. Rengganis.
Baca juga: 6 Buah Rendah Gula yang Aman Dikonsumsi Setiap Hari, Bisa Dikonsumsi oleh Penderita Diabetes
Selain Radang Otak, Virus JE juga Menimbulkan Penyakit Lain?
Lebih lanjut, terdapat pertanyaan yang diajukan pada dr. Rengganis, yaitu apakah virus Japanese Encephalitis ini selain radang otak juga menimbulkan penyakit lain?
dr. Rengganis menjelaskan jika Japanese Encephalitis hanya menjadi penyebab radang otak saja dan belum ditemukan penyakit lainnya.
"Untuk saat ini laporannya Japanese Encephalitis hanyalah penyebab radang otak saja."
"Belum ditemukan penyakit lainnya selain radang otak tersebut," ungkap dr. Rengganis.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips untuk Tingkatkan Kecerdasan dengan Mengolah Madu Campur 2 Bahan Ini
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Rengganis Ayu Kinanti, M.Med.Sc, Sp.A dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)