TRIBUNHEALTH.COM - Pneumonia pada anak adalah infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, atau jamur.
Gejala pneumonia pada anak bisa bervariasi, tetapi umumnya melibatkan demam, batuk, sulit bernapas, napas cepat, dan rasa tidak nyaman atau sakit di dada.
Pengobatan pneumonia pada anak tergantung pada penyebabnya.
Jika disebabkan oleh bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik.
Baru-baru ini, kasus pneumonia pada anak juga muncul di Eropa ketika China menghadapi wabah pernapasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga: Cara Bayar BPJS Kesehatan dengan Mudah di ATM BRI, BNI, BCA, dan Mandiri
Melansir Kompas.com pada Senin (4/12/2023), Belanda dan Denmark melaporkan lonjakan kasus.
Sementara India, Taiwan, dan Vietnam mulai mengambil tindakan pencegahan.
Kementerian Kesehatan China mengatakan, kasus pneumonia pada anak ini disebabkan berbagai patogen yang sudah diketahui dan bukan virus baru.
Diketahui jika terdapat peningkatan kasus terkait virus-virus seperti influenza, rhinovirus, virus pernapasan syncytial atau RSV, adenovirus, serta bakteri seperti mycoplasma pneumoniae, kata Kemenkes China.
Kementerian China menambahkan, wabah ini mungkin terkait dengan mycoplasma pneumoniae yang juga dikenal sebagai “pneumonia berjalan”, yaitu infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak dan menyebar sejak Mei 2023.
Baca juga: CARA AMPUH Atasi Kulit Wajah Kering dan Mengelupas, Termasuk Jangan Mandi Pakai Air Panas
Adapun gejala pneumonia berjalan meliputi:
1. Sakit tenggorokan
2. Kelelahan
3. Batuk berkepanjangan yang bisa berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan
Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan permintaan resmi untuk data penyakit pernapasan dan melaporkan kasus pneumonia pada anak setelah kasus di China meningkat.
Kasus pneumonia pada anak di Belanda dan Denmark
Diketahui sebanyak dua negara di Eropa melaporkan kasus pneumonia pada anak, yaitu Belanda dan Denmark.
Di Belanda, jumlah anak usia 5-14 tahun yang menderita penyakit ini bertambah menjadi 130 per 100.000 anak dalam sepekan sampai 26 November 2023.
Saat memuncak tahun lalu, kasus terbanyaknya adalah 58 per 100.000 anak, menurut laporan Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL).
Dokter juga melihat lebih banyak kasus pneumonia pada kelompok anak muda berusia 15-24 tahun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: 7 Dampak Gula Darah Tinggi pada Wanita yang Harus Diwaspadai, Sangat Penting Mengetahui Gejalanya
Pada minggu ke-47 tahun 2023, jumlahnya meningkat jadi 38 per 100.000.
Namun, tidak diketahui apakah peningkatan kasus pneumonia di China ada hubungannya dengan lonjakan di "Negeri Kincir Angin".
Sementara itu, Statens Serum Institut (SSI) Denmark juga melaporkan peningkatan jumlah pasien pneumonia.
Kasusnya meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam lima minggu dari 168 menjadi 541.
Peneliti senior di SSI yaitu Hanne-Dorthe Emborg mengatakan, "Dalam lima minggu terakhir, jumlah kasus baru meningkat secara signifikan, dan kami sekarang melihat lebih banyak kasus dari biasanya, dan terdapat infeksi yang meluas di seluruh negeri”.
Baca juga: 6 Minuman Ini Bagus untuk Menurunkan Kadar Gula Darah, Penderita Diabetes Bisa Mencobanya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selain China, Kasus Pneumonia Anak Juga Menyebar di Belanda dan Denmark"
Klik di sini untuk dapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/Kompas.com)
Baca berita lainnya di sini.