TRIBUNHEALTH.COM - Konsumsi gula berlebih memang terkait dengan penyakit diabetes.
Jika dilakukan dalam jangka waktu lama dan menjadi gaya hidup, gula bisa memicu diabetes.
Namun yang tak banyak disadari, garam rupanya bisa mengakibatkan masalah yang sama.
Konsumsi garam berlebih sama-sama bisa menyebabkan diabetes tipe 2.
Sebuah studi baru dari Universitas Tulane, AS, menemukan bahwa seringnya penggunaan garam tambahan dikaitkan dengan diabetes tipe 2.
Studi ini juga menemukan hubungan antara konsumsi garam yang sering dan BMI yang lebih tinggi serta rasio pinggang-pinggul.
Kanal kesehatan Times of India melansir, masih belum diketahui dengan jelas bagaimana penambahan garam dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Baca juga: Coba Makan Semangka Pakai Garam dan Rasakan Manfaatnya, Begini Kata dr. Zaidul Akbar

Menurut para peneliti, menambahkan garam mungkin mendorong orang untuk makan dalam porsi lebih besar.
Pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan peluang mereka terkena obesitas dan peradangan, sehingga meningkatkan risiko diabetes.
Bagi orang yang terbiasa menggunakan garam, ada beberapa tips untuk mulai menguranginya.
Misalnya, dengan menambahkan jeruk lemon untuk memberikan alternatif rasa lain.
Anda juga bisa mengurangi garam sedikit demi sedikit hingga terbiasa sepenuhnya.
Baca juga: Jangan Tinggalkan Garam, dr. Zaidul Akbar Sebut Efeknya Banyak, Coba Makan Semangka Pakai Garam

Perlu dicatat, garam tak hanya berupa garam dapur saja.
Banyak garam 'tersembunyi' di balik aneka makanan.
Misalnya makanan cepat saji seperti pizza, roti, burger, biskuit, dan juga makanan kaleng.
Alih-alih mengonsumsi makanan olahan siap makan, cobalah untuk memulai memilih makanan alternatif yang lebih sehat.
Bukan Cuma Diabetes, Banyak Konsumsi Gula dan Garam Juga Berbahaya untuk Jantung

Konsumsi gula dan garam kerap kali dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes.
Namun, mengonsumsi gula dan garam ternyata juga menyebabkan penyakit lain, yakni penyakit jantung.
Penjelasan tersebut disampaikan langsung oleh Ahli Jantung di Prayag Hospitals Group, India, Ayushi Agarwal kepada kanal kesehatan Times of India.
“Konsumsi gula yang berlebihan dapat berdampak langsung pada kesehatan jantung kita. Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak gula, tubuh kita kesulitan memprosesnya secara efisien," katanya, dikutip TribunHealth.com.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel-sel kita menjadi kurang responsif terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab mengatur gula darah.
Baca juga: Berhenti Konsumsi Gula Pasir Sekarang Juga, dr. Zaidul Akbar Ingatkan Bahayanya: Gula Itu Racun

"Resistensi insulin sering kali sejalan dengan obesitas dan penumpukan lemak di sekitar perut, kombinasi berbahaya yang dikenal sebagai adipositas perut,” lanjut ahli tersebut.
Lemak perut ini tidak hanya mempengaruhi penampilan, melainkan juga memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular.
"Lemak perut aktif secara metabolik dan melepaskan zat berbahaya ke dalam aliran darah. Hal ini juga mengganggu keseimbangan berbagai hormon yang mengatur tekanan darah, kadar kolesterol, dan pembekuan darah."
"Semua faktor ini secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung,” tambahnya.
Selain itu, asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan steatosis hati, yang biasa dikenal dengan penyakit hati berlemak.
Hati berlemak adalah faktor risiko lain penyakit jantung.
Hal ini mengganggu kemampuan hati untuk memproses lemak dan gula secara efektif, sehingga menyebabkan peningkatan kadar lemak berbahaya dalam aliran darah.
Baca juga: Penderita Hipertensi Tidak Harus Menghindari Garam, tapi Membatasi Jumlah Konsumsinya
Garam juga berbahaya
Selain gula, garam juga perlu diwaspadai.
Asupan garam yang berlebihan ini terutama bertanggung jawab atas hipertensi, suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah pembunuh diam-diam yang membuat seseorang rentan terhadap masalah jantung.
Ketika mengonsumsi terlalu banyak garam, hal itu menyebabkan tubuh kita menahan kelebihan cairan, yang meningkatkan volume darah dan memberi tekanan tambahan pada arteri kita.
Seiring waktu, tekanan terus-menerus pada arteri kita dapat merusaknya, sehingga memudahkan kolesterol dan plak menumpuk di dindingnya.
Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan aterosklerosis, suatu kondisi di mana arteri menjadi menyempit dan mengeras, sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.
Baca juga: Penyakit Jantung Bisa Dicegah dengan Menerapkan Perilaku CERDIK dan PATUH, Ini Maksudnya
Tips menjaga kesehatan jantung
Penting untuk mengambil langkah proaktif untuk melindungi jantung.
Berikut beberapa tips praktis untuk dilakukan:
Batasi Asupan Gula
Meskipun sulit untuk menghilangkan gula sepenuhnya, cobalah untuk mengurangi camilan, minuman, dan makanan penutup yang manis.
Pilihlah alternatif yang lebih sehat seperti buah segar.
Baca Label
Periksa label makanan untuk mengetahui adanya gula tersembunyi.
Gula sering kali memiliki nama berbeda, seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
Berhati-hatilah dengan bahan-bahan ini.
Baca juga: 10 Penyakit yang Bisa Timbul jika Kebanyakan Mager, Termasuk Penyakit Jantung dan Depresi
Kurangi Konsumsi Garam
Perhatikan asupan garam Anda dengan menggunakan lebih sedikit garam saat memasak.
Selain itu, hindari makanan olahan.
Pilih Makanan Segar
Pilihlah makanan segar dan utuh seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.
Berolahraga Secara Teratur
Lakukan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko resistensi insulin dan lemak perut.
Pemeriksaan Reguler
Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan kesehatan jantung Anda secara keseluruhan.
Dapatkan vitamin C dan produk kesehatan lain di link berikut.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)