TRIBUNHEALTH.COM - Kejang merupakan masalah neurologik yang dapat terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.
Masalah ini seringkali disertai dengan demam tinggi yang biasanya terjadi akibat infeksi bakteri ataupun virus.
Selain demam, kejang pada anak-anak dapat disebabkan oleh karena adanya cedera pada bagian kepala, penyakit epilepsi dan meningitis.
Tak jarang Ibu terkejut, histeris dan panik saat melihat si Kecil kejang disertai demam atau dikenal dengan step.
Dalam wawancara bersama dr. Andrew Andy Putra, Sp.A selaku dokter Anak di Kehamilan Sehat Karang Tengah, dr. Andrew mengatakan orang tua tidak boleh panik.
"Dalam kasus seperti ini, orang tua atau pengasuh tidak boleh panik. Penting bagi orang tua untuk menyiapkan obat antikejang di rumah apabila anak mereka sudah pernah mengalami penyakit ini.”
Baca juga: Masa Jabatan Berakhir, Mantan Bupati Magetan Tinggal di Rumah Ibunya: Saya Tidak Punya
Selain memberikan obat antikejang, dokter Andrew menjelaskan ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan oleh orang tua atau pengasuh.
Seperti tidak memasukkan benda apapun ( sendok atau jari orang tua) ke dalam mulut si Kecil, longgarkan baju si Kecil agar lebih mudah bernapas, hingga membawa si Kecil ke dokter anak atau UGD terdekat.
Bagi orang tua yang dihadapkan dengan kondisi kejang, pastikan tidak tergesa-gesa karena kondisi kejang tidak terprediksi dan berbeda-beda kondisinya pada tiap anak.
Jadi ketika muncul pertanyaan apakah kejang dapat berhenti secara sendirinya, dokter Andrew mengatakan tiap kasus berbeda.
“Ada beberapa kasus yang kejang dapat berlangsung lebih dari 30 menit, namun ada beberapa kasus juga yang kejangnya bisa berhenti sendiri.”
Dokter Andrew juga mengatakan bahwa jika anak yang terkena kejang bisa saja mengalami kerusakan sel otak, hal ini dapat saja mengganggu proses tumbuh kembang si Kecil.
Baca juga: Sederet Manfaat Aktivitas Fisik dan Banyak Bergerak: Tingkatkan Kualitas Tidur hingga Cegah Penyakit
Jadi Ibu dan Ayah perlu periksa kembali ke dokter anak setelah atau saat anak kejang, karena proses pertumbuhan otak berbeda dengan organ lain, yang jika terluka masih bisa sembuh kembali dengan sendirinya.
Sebagai contoh apabila saat seorang anak kejang, bisa saja terjadi kerusakan pada bagian otak yang mengatur untuk proses bicaranya. Sehingga ada kemungkinan di kemudian hari, si Kecil akan mengalami speech delay.
Oleh karena itu, apabila si Kecil kejang baik dalam hitungan detik atau kejang yang cukup lama, sebaiknya ibu dan ayah tetap perlu membawa anak ke tenaga kesehatan seperti dokter anak atau langsung dokter umum yang ada di fasilitas kesehatan terdekat dari rumah.
Pada Ibu dan Ayah yang sudah sering melihat si Kecil kejang disertai demam dan merasa mampu untuk mengatasi kasus yang terjadi, maka boleh memberikan pertolongan pertama secara mandiri, baru setelahnya membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Dengan demikian, penting bagi Ibu & Ayah memahami gejela, penyebab, dan cara mengatasi kejang untuk si Kecil, guna menghindari gagal tumbuh pada si Kecil. (Tribunhealth.com)