TRIBUNHEALTH.COM - Kafein, yang biasa ditemukan dalam kopi, bisa memicu ketergantungan.
Sayangnya, melepas ketagihan terhadap kopi ternyata tidak semudah itu.
Menghentikan konsumsi kefein secara tiba-tiba justru bisa menambah masalah baru seperti munculnya sederet gejala tertentu.
Karenanya, ada baiknya segera mengurangi asupan kafein secara perlahan jika sudah merasa terlalu banyak.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba mengganti kebiasaan mengonsumsi kafein dengan kebiasaan lain yang lebih baik.
Dilansir TribunHealth.com dari Forbes, berikut ini gejala kebanyakan kafein.
Baca juga: Kopi Juga Punya Manfaat untuk Kesehatan, Aman Dikonsumsi Asal Tak Kebanyakan, Maksimal Segini
Gejala Terlalu Banyak Mengkonsumsi Kafein

Terlalu banyak minum kopi atau minuman mengandung kafein lainnya dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti:
- Dehidrasi
- Sakit kepala
- Kecemasan
- Insomnia
- Ketergantungan kafein
Cara aman mengonsumsi kafein

Bagi sebagian besar orang dewasa yang sehat, maksimal empat cangkir kopi seberat 8 ons setiap hari tidak akan menimbulkan efek kesehatan yang serius.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tingkat sensitivitas kafein setiap orang bisa berbeda-beda.
National Institutes of Health (NIH) menyarankan orang yang sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui untuk membatasi asupan kafein hingga kurang dari 200 miligram per hari.
Baca juga: Tak Selalu Penyakit Serius, Jantung Berdebar Bisa Disebabkan Kebanyakan Minum Kopi dan Hal Berikut
Untuk menghindari dampak negatif pada pertumbuhan janin, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari satu cangkir minuman berkafein per hari.
Selain itu, American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak mengonsumsi kafein apa pun, jelas Cindy Chou, koki dan ahli gizi diet terdaftar di Cancer Nutrition in a Bowl dan The Sound of Cooking, yang berbasis di Santa Monica, California .
Kelompok berisiko lain yang mungkin mendapat manfaat dari mengurangi atau membatasi konsumsi kafein termasuk orang-orang dengan kondisi pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar dengan diare (IBS-D), serta mereka yang mengalami kecemasan, insomnia, kondisi jantung, dan gangguan makan.
(TribunHealth.com/Nur)