Breaking News:

Buang di Luar atau Senggama Terputus Tak Ada Tekniknya, Medical Sexologist Beri Penjelasan

Sudah tidak asing kita mendengar itilah buang di luar. Tujuan dari buang di luar ialah menghindari terjadinya kehamilan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
freepik.com
ilustrasi ejakulasi di luar 

TRIBUNHEALTH.COM - Benar atau tidak, agar lebih efektif buang di luar atau senggama terputus ini ada tekhniknya?

Bila ada, bagaimana tekhniknya agar berhasil?

Medical sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Wartakota Production.

"Sebetulnya tidak ada tekhnik khusus ya. Tidak ada tekhnik khusus untuk buang di luar. Tekhniknya sih sebetulnya gak ada, intiny adalah harus tahu bahwa refleks ejakulasi itu 6 kali semprot, itu rata-rata," ujar dr. Binsar

ilustrasi ejakulasi di luar
ilustrasi ejakulasi di luar (freepik.com)

Baca juga: Tanggapan dr. Binsar Martin Mengenai Buang di Luar Agar Tidak Hamil Ini Penjelasannya

Jadi kita harus tahu bahwa waktu sperma mau keluar, dia harus dikeluarkan.

"Tidak ada tekhnik khusus atau gaya apa gaya apa, gak ada," lanjutnya

Beberapa pasangan muda atau pasangan yang masih memiliki anak kecil biasanya memilih KB alami yaitu buang di luar untuk menghindari kehamilan.

"Buang di luar bahasa kerennya Coitus interruptus. Tapi angka kegagalan tinggi, ternyata dari penelitian itu dikatakan angka kegagalan 70 sampai 80 persen," ujar dr. Binsar.

Kita perlu tahu tentang fisiologi ejakulasi yakni reflek ejakulasi terdapat 6 kali.

Jadi dalam satu kali orgasme, ejakulasi itu terdapat 6 kali reflek atau semprotan.

2 dari 2 halaman

"Jadi volume ejakulat itu 2 sampai 6cc, akan dibagi dalam 6 kali semprotan untuk sekali orgasme, sekali berhubungan. Begitu ejakulasi 6 kali yang namanya semprotan," lanjutnya.

Baca juga: Selain KB, Apakah Penggunaan Kondom Mencegah Kehamilan? Ini Kata dr. Binsar

Yang menjadi persoalan, berapa kali buang di luar?

"Kalau tiba-tiba satu dua nyemprot di dalam, empat kalinya buang di luar ya mana bisa. Akhirnya bisa terjadi, kalau dia subur ya, kalau spermanya bagus. Ejakulat bukan sperma," imbuhnya.

"Ada banyak pertanyaan, ejakulat itu dikatakan sperma, beda. Spermatozoa adalah sel yang ada di ejakulat itu. Cairan ejakulat warnanya seperti putih susu, baunya khas, jumlahnya sekali keluar 2 sampai 6 cc. Nah didalambya ada sel namanya spermatozoa yang bisa menyebabkan kehamilan." pungkas dr. Binsar.

Ini disampaikan pada tayangan YouTube Warta Kota Production, bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexologist.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comsenggama terputusMedical Sexologistdr. Binsar Martin SinagaEjakulasi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved