TRIBUNHEALTH.COM - Pensiunan Kepsek sejumlah SD Negeri di Surabaya, H Muhammad Iskak, mengaku telah menggelapkan dana Koperasi KPRI Tegar senilai kurang lebih Rp 2,3 Miliar.
Ia juga mengakui bahwa dana milik ratusan guru SD itu digunakan untuk membuat rumah.
Melansir TribunJatim.com, rumah yang saat ini megah, dua lantai di Wonorejo, Rungkut, Surabaya, adalah rumah yang dibangun dengan menggunakan dana Koperasi Tegar.
Pada Rabu (21/6/2023) siang, rumah berukuran besar tersebut didatangi ramai-ramai setidaknya 75 guru SD.
Baca juga: Meski Suami Selingkuh dan Hamili Wanita Lain, Artis Ini Tetap Memaafkan, Harmonis 14 Tahun Menikah
Mereka datang dengan didukung langsung oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.
Tujuan mereka datang ke rumah tersebut adalah untuk menagih dana koperasi milik para guru.
Iskak yang sebelumnya dicari-cari oleh para guru tak pernah mau keluar rumah, namun pada rabu siang kemarin ia keluar untuk menemui para guru.
keluar rumah. Rabu siang tadi keluar menemui para guru.
"Kami percaya karena Pak Iskak adalah kepala sekolah kami. Banyak guru yang menyimpan deposito dan simpanan sukarela ke Koperasi Tegar yang dipimpin Pak Iskak," kata Anselmus, salah satu korban guru SD.
Diketahui ada yang menaruh deposit ke Koperasi Tegar sampai Rp 75 juta. Rata-rata Rp 10 juta sampai Rp 20 juta.
Belum lagi yang menyerahkan simpanan sukarela, jika dihitung total saat ini ada Rp 2,8 miliar uang anggota koperasi dari pada guru SD ini.
Baca juga: Dirumorkan Pacaran dengan Aktor Park Seo Joon, Berikut Profil Xooos, Seorang YouTuber Korea
Saat ditemui, Iskak mengaku bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi tersebut.
Tapi sudah ia cicil untuk mengembalikan dana koperasi, saat ini sisa Rp 2,3 miliar.
"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas Iskak.
Pengakuan ini membuat jengkel para guru. Seakan tidak merasa bersalah.
Anselmus bersama korban koperasi Tegar membentuk paguyuban penagih dana KPRI.
Saat menjadi bendahara, KPRI Tegar diawasi para kasek. Tapi kaseknya banyak yang pensiun hingga dana leluasa digelapkan Iskak.
Sementara Iskak sengaja tetap dijadikan Ketua Koperasi agar tidak lari keluar kota. Iskak sendiri asli Yogyakarta.
"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," kata Cak Ji .
Baca juga: Menteri Abdullah Azwar Anas Jelaskan Kenaikan Gaji PNS hingga Perombakan Tukin, Begini Ulasannya

Sebelumnya, karena habis kesabaran, guru-guru SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya, atas ulah kepala sekolah (kepsek) mereka, Muhammad Iskak (61), Rabu (21/6/2023) siang.
Mereka menggeruduk rumah megah kepala sekolah di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, untuk menagih uang mereka sebanyak Rp 2,3 miliar.
Dana sebesar ini adalah dana koperasi sekolah KPRI Tegar yang beranggotakan hampir 200 guru SD.
Iskak dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun. Selama kurun waktu itu, Iskak membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.
"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, salah satu guru SD negeri di Rungkut.
Guru-guru SD marah karena kebutuhan mereka untuk tahun ajaran baru begini membengkak.
Baca juga: Gaji PNS Naik 10 Kali Lipat, Rp 30 Juta Sebulan dengan Single Salary, Diumumkan Presiden 16 Agustus
Sekitar 75 guru mewakili 200 anggota guru SD yang lain mendatangi rumah Iskak. Ini aksi kesekian kali.
"Lha omah megahe ngene. Tibake dibangun dengan uang koperasi. Ayo kita sita saja sertifikat rumah dan tanahnya," teriak guru yang lain.
Saat ini, puluhan guru SD itu masih bertahan di rumah Kasek Iskak. Hingga pukul 11.00 siang tadi, para guru itu mendesak agar kepsek Iskak mengembalikan uang anggota.
Mereka juga siap membawa persoalan penggelapan dana koperasi untuk kepentingan pribadi itu ke ranah hukum.
Namun sampai saat ini, para guru masih belum membawanya ke ranah hukum karena berharap Iskak bisa mengembalikan dana koperasi.
Caranya bisa menjual aset rumah dan aset pribadi untuk mengembalikan uang anggota KPRI.
Baca juga: Saling Panggil Suami Istri, Istri Sah Rendy Kjaernett Bongkar Chat Mesra dengan Syahnaz Sadiqah
Tabungan 17 Siswa SD Rp112 Juta Raib
Sebelumnya, uang tabungan siswa SD di Pangandaran sebesar Rp 112 juta juga belum juga diberikan, padahal para siswa sudah mau lulus sekolah.
Akibatnya, sebanyak 17 orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Kondangjajar, Kecamatan Cijulung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat protes lantaran uang tabungan sang anak tak kunjung diberikan.
Padahal total tabungan 17 siswa tersebut mencapai Rp 112.576.000 dengan nilai tabungan tiap siswa berbeda-beda.
Salah satu wali murid, Widiansyah mengatakan uang tabungan anaknya yang belum diberikan sebesar Rp 45 juta.
"Sekarang sudah pelepasan siswa tapi belum ada sepeser pun. Orangtua yang lain juga sama belum menerima," ujar Widiansyah, Senin (12/6/2023), dilansir dari Kompas.com.
Ia mengatakan, hal tersebut terungkap saat ada wali murid kelas 6 menanyakan tabungan yang belum dikembalikan, padahal anaknya sudah lulus.
Ternyata wali murid lainnya juga mengalami hal yang sama.
Baca juga: 8 Kata-kata yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Istri Kepada Suami, Berikut Penjelasan dr Aisah Dahlan
Saat ditanyakan, Widiansyah dan wali murid lainnya kaget dengan jawaban pihak sekolah yang mengatakan tak ada uang.
Bahkan Widiansyah telah menagih sebanyak tiga kali dan jawabannya sama yakni sekolah tidak memiliki uang.
"Tapi, jawaban dari pihak sekolah katanya tidak ada uang. Berarti, selama di SD itu sering pinjam. Itu jawaban dari kepala sekolah dan pihak guru," kata Widiansyah.
Pihak sekolah beralasan bahwa uang tabungan tersebut berada di koperasi dan dipegang oleh seorang guru yang sudah pensiun.
Ia pun mengaku bingung menagih uang tabungan tersebut.
Menurutnya uang tabungan di sekolah justru dipinjamkan ke oknum guru.
"Ini, malah sampai dipinjamkan ke oknum-oknum guru. Harusnya kan, anak sudah tamat SD, uang tabungannya langsung diberikan," kata Widiansyah.
Baca juga: INFO Pendaftaran CPNS 2023, Berikut Persyaratan dan Berkas Dokumen yang Perlu Disiapkan
Rincian uang tabungan siswa:
Aditya senilai Rp 4.272.000
Adan senilai Rp 4.188.000
Atipa senilai Rp 4.192.000
Hilman senilai Rp 3.570.000
Ibrahim senilai Rp 2.211.000
Luri senilai Rp 1.325.000
M Aditia senilai Rp 6.050.000
M Ihwan senilai Rp 4.670.000
Baca juga: Tersedia 1 Juta Formasi, Berikut Link Pendaftaran Seleksi CPNS 2023 yang Akan Dilaksanakan September
Meisya senilai Rp 3.955.000
Nazwa senilai Rp 5.310.000
Putri senilai Rp 11.725.000
Rafa senilai Rp 2.749.000
Refal senilai Rp 45.000.000
Rizkylah senilai Rp 5.454.000
Sawa senilai Rp 5.660.000
M Firli senilai Rp 600.000
Nirwan senilai Rp 1.700.000
Baca juga: Tak Boleh Terlalu Sering Minum Air Dingin, dr. Zaidul Bagikan Tips Minum Air Putih dengan Benar
Keberadaan uang tabungan siswa Rp112 juta
Dari uang tabungan yang berjumlah Rp 112.576.000 itu dipinjam oleh guru atas nama Pak Ling senilai Rp 8.968.000.
Kemudian salah satu guru yang sudah pensiun bernama Ibu Ening meminjam senilai Rp 54.649.600.
Selain itu, komite sekolah juga meminjam senilai Rp 31.910.400.
Sementara di luar daftar uang tabungan yang ada ditulisan tersebut, ada yang berada di Koperasi di Cijulang.
Baca juga: Sering Susah Tidur atau Alami Insomnia? Begini Ulasan dr. Zaidul untuk Mengatasi Masalah Tersebut
Jawaban kepala sekolah
Di sisi lain, Kepala SD Negeri 2 Kondangjajar, Nakizu mengatakan, uang tabungan siswa tidak hilang.
Akan tetapi, uang tabungan siswa ada di koperasi.
"Tapi, kondisi koperasinya sedang kolaps yang akibatnya tidak bisa langsung mengembalikan tabungan siswa," ujarnya.
Tidak hanya terjadi di SD Negeri 2 Kondangjajar, uang tabungan belum dikembalikan juga terjadi di SD Negeri 1 Cijulang dan SD di wilayah Korwil Cijulang.
Pihak sekolah pun sudah berupaya melakukan komunikasi ke koperasi tugu Cijulang.
Tapi, belum menerima jawabannya.
Baca juga: Sering Tak Percaya Diri Akibat Bau Badan? dr. Zaidul Akbar Bagikan Ramuan Alami Penghilang Bau Badan
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)