TRIBUNHEALTH.COM - Sebuah laporan investigasi mengklaim para peneliti di laboratorium Wuhan mencoba membuat virus corona paling mematikan, beberapa minggu sebelum pandemi Covid-19 merebak.
Melansir Mirror, laporan tersebut menuding pembuatan virus corona itu bertujuan untuk dijadikan senjata biologis.
Dari kumpulan komunikasi yang disadap, yang detail lengkapnya dirahasiakan, telah mengungkapkan bahwa para ilmuwan di China diduga sedang bereksperimen dengan virus mematikan, yang akhirnya bocor dari Institut Virologi Wuhan, lapor Sunday Times.
Pihak penyelidik dari AS mengatakan bahwa butuh waktu lama untuk mengidentifikasi rangkaian peristiwa karena proyek itu sendiri adalah operasi rahasia dan diduga ditugaskan oleh militer China.
Pasalnya isu ini sangat sensitif karena Beijing berusaha membuat senjata biologis.
Sekarang kumpulan laporan yang sebelumnya rahasia dalam kumpulan ratusan dokumen, termasuk email, makalah ilmiah, dan memo akhirnya dipublikasikan setelah sekelompok juru kampanye mengejar sumber selama tiga tahun sejak pandemi.
Baca juga: Seperti Pandemi dan Perang Nuklir, Kecerdasan Buatan atau AI Berpotensi Bikin Manusia Punah
Sudah dicurigai sejak lama

Institut Virologi Wuhan diduga sebagai tempat kelahiran virus Covid-19 yang menewaskan tujuh juta orang di seluruh dunia.
Namun para ilmuwan masih berdebat apakah virus corona benar-benar berasal dari sana atau tidak.
Upaya mencari kebenaran tidak mudah karena pemerintah China sangat tertutup terkait hal ini.
Sebagai informasi Institut Virologi Wuhan mulai beroperasi dengan mencari virus yang memicu SARS pada tahun 2003.
Pada tahun-tahun berikutnya, institut tersebut mulai melakukan eksperimen yang lebih berbahaya pada virus corona, dengan banyak di antaranya diambil dari kelelawar yang mereka temukan di gua-gua Tiongkok selatan.
Baca juga: Sebuah Studi Memandang Virus Corona Berasal dari Pasar Wuhan, Pemerintah China Sudah Musnahkan Bukti

Tak terbuka soal aktivitas virologi yang dilakukan
Meskipun awalnya membagikan temuannya kepada publik, mengklaim sedang mengembangkan vaksin, infeksi massal pada tahun 2016 mengubah mereka.
Tahun itu, bentuk baru dari virus corona ditemukan di tambang tambang di provinsi Yunnan, di perbatasan utara Vietnam, Laos, dan Myannmar.
Sejumlah orang meninggal dengan gejala yang mirip dengan SARS, namun kematian tersebut tidak pernah dilaporkan secara resmi.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa virus tersebut adalah satu-satunya keluarga Covid-19 yang ada sebelum pandemi.
Baru setelah mereka dibawa ke institut, pekerjaan itu menjadi rahasia.
Baca juga: Laboratorium Wuhan Kedapatan Borong PCR Kit sebelum Laporkan Covid, Berupaya Sembunyikan Kemunculan?
Dituding kembangkan senjata biologis

"Jejak kertas mulai menjadi gelap," kata penyelidik AS.
"Saat itulah program rahasia dimulai," tambah mereka.
"Pandangan saya adalah bahwa alasan Mojiang [insiden mineshaft] ditutup-tutupi adalah karena kerahasiaan militer terkait dengan pengejaran kemampuan penggunaan ganda dalam senjata dan vaksin biologis virologi."
Pejabat AS mengatakan seluruh program sedang mencari cara untuk membuat virus yang lebih mematikan.
Proyek inilah yang diduga memicu Covid-19, yang kemudian bocor ke Wuhan setelah terjadi blunder di laboratorium.
Baca juga: Infeksi Covid-19 Bisa Menyebabkan Kerusakan Organ, Begini Tata Laksana Covid-19 Menurut Ilmuwan
Peneliti jadi korban pertama

Para "ahli biologi terlatih" berusia "tiga puluhan dan empat puluhan" yang terlibat dalam program itu mulai sakit parah, yang menurut peneliti AS tidak mungkin terjadi karena influenza.
Investigasi lain juga menemukan bahwa laboratorium itu lebih dekat ke pasar Wuhan yang sekarang dikenal sebagai pusat wabah, daripada yang diperkirakan semula.
Ada juga bukti tambahan yang menunjukkan bahwa institut tersebut sedang dalam proses mengembangkan vaksin bahkan sebelum Barat mengetahui tentang virus tersebut.
Profesor Universitas Rutgers Richard Ebright, yang bekerja di Institut Mikrobiologi Waksman, mengatakan eksperimen itu "sejauh ini merupakan yang paling sembrono dan berbahaya" yang dilakukan dalam sejarah manusia.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)