Breaking News:

Waspada Sakit di Area Belakang Mata, Bisa Disebabkan Sakit Kepala Cluster, Apa Itu?

Sakit di area belakang mata bisa menjadi tanda masalah yang serius, pusing yang terus terjadi di waktu yang sama

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay.com
Ilustrasi sakit di area belakang mata, bisa jadi tanda sakit kepala cluster 

TRIBUNHEALTH.COM - Rasa sakit di area belakang mata bisa disebabkan oleh berbagai macam hal.

Masalah seperti ini kerap kali terabaikan kecuali berdampak pada aktivitas sehari-hari, misalnya sampai menyulitkan kerja dan mengganggu tidur.

Namun, sakit di area belakang mata juga bisa mengindikasikan berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala cluster.

Sakit kepala cluster merupakan sakit kepala yang terjadi mengikuti siklus atau periode tertentu secara berulang.

Satwant Singh Sachdeva, Konsultan Senior Neurologi di Rumah Sakit Manipal Patiala India memberi penjelasan.

“Di antara (penyebab sakit di area belakang mata) adalah sakit kepala cluster yang, sangat menantang karena mengikuti pola siklus dan diketahui sangat menyakitkan," paparnya.

Baca juga: Jangan Tertukar, Gejala Miokarditis Bisa Serupa Flu: Sakit Kepala, Demam, hingga Sakit Tenggorokan

Ilustrasi pria alami sakit kepala, begini pemaparan
Ilustrasi pria alami sakit kepala, begini pemaparan (Pixabay.com)

Sakit kepala cluster bisa "kambuh" kapan saja, termasuk saat tidur.

Jika terjadi saat terlelap, orang yang memiliki masalah ini bisa terbangun tiba-tiba.

"Rasa sakitnya sering digambarkan tajam, menusuk, dan bisa meluas ke area pelipis. Serangan sakit kepala cluster dapat menjadi sering dan bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang,” tandasnya.

Beberapa gejala sakit kepala cluster lainnya adalah:

2 dari 3 halaman

Siklus reguler

ilustrasi seseorang yang mengalami sakit kepala
ilustrasi seseorang yang mengalami sakit kepala (health.kompas.com)

Sakit kepala cluster sering mengikuti pola waktu yang tepat, dengan serangan yang terjadi pada waktu yang sama setiap hari atau malam.

Siklus yang dapat diprediksi ini dapat mengganggu tidur dan rutinitas sehari-hari.

Gejala pada saraf otonom

“Gejala-gejala ini dapat berupa kemerahan dan mata berair di sisi yang terkena, kelopak mata terkulai atau bengkak, hidung tersumbat atau pilek, berkeringat, atau muka memerah,” penjelasannya.

Baca juga: 10 Cara Alami untuk Redakan Sakit Kepala, Lepas Kuncir Rambut hingga Minum Kopi

Kegelisahan dan Agitasi

Selama serangan sakit kepala cluster, individu sering mengalami kegelisahan dan agitasi.

Mereka mungkin mondar-mandir, bergoyang maju mundur, atau melakukan gerakan berulang lainnya untuk mengatasi rasa sakit.

Sensitivitas terhadap Cahaya dan Suara

ilustrasi sakit kepala
ilustrasi sakit kepala (kompas.com)

Banyak orang dengan sakit kepala cluster menjadi sensitif terhadap cahaya (fotofobia) dan suara (fonofobia) selama serangan.

3 dari 3 halaman

Paparan cahaya terang atau suara keras dapat memperburuk rasa sakit dan ketidaknyamanan.

“Pilihan pengobatan untuk sakit kepala cluster termasuk perawatan untuk menghilangkan rasa sakit selama serangan, seperti terapi oksigen aliran tinggi dan obat-obatan, serta obat pencegahan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas episode sakit kepala cluster,” kata Dr. Sachdeva.

Dapatkan produk kesehatan di sini

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSakit KepalaPusing
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved