TRIBUNHEALTH.COM - Long distance relationship (LDR) merupakan salah satu tantangan tersulit dalam hubungan rumah tangga.
Mencoba menjalani hubungan jarak jauh memang menjadi tantangan yang tidak mudah.
Selama LDR tentu saja hubungan seksual akan menjadi terhambat.
Masalah ini berlaku untuk keduanya, baik dari sisi suami maupun istri.
Baca juga: Jadwal Terbaru dan Besaran Nominal Pencairan Gaji ke-13 PNS
dr. Binsar menegaskan apabila hasrat pria bersifat pulsatif, artinya bisa muncul sesuai waktu.
"Tiga hari tidak berhubungan seks memang akan muncul gairah, tapi kembali kepada kondisi fisik, kembali sejauh mana kadar testosteron pada seorang pria, sejauh mana dimana ada penyakit penyerta atau tidak berupa komorbid," ulas dr. Binsar
Baca juga: Sosok Rebecca Klopper, Kekasih Fadly Faisal yang Kini Ramai Jadi Perbincangan

"Pada wanita tidak ada namanya kondisi naik turun, stabil dia. Apalagi cenderungnya dia dibebankan untuk mengurus anak, wanita cenderung lebih tenang. Mangkanya wanita yang kehilangan suami cenderungnya mungkin nggak kawin atau kawin lama, kawin ulang lama," tutur dr. Binsar.
Baca juga: Shella Saukia Sindir Juri Indonesian Idol Usai Salma Juara, Kasihan Nabila: Tak Ada Attitude
"Tapi coba pria, kehilangan istri tidak tahan pasti. Itulah yang namanya human life, pria wanita beda," lanjut Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Ia menambahkan jika banyak pasien yang mengeluh lantaran harus LDR dengan pasangan.
"Banyak keluhan pasien-pasien bilang sudah LDR, dua minggu sekali pulang, seminggu sekali pulang, kok gairahnya hilang dok. Ya iya, karena si pria juga kondisi badan dia gimana, psikologinya memperberat tidak, nah itu dia," imbuh dr. Binsar.
Perlu menjadi informasi jika gairah antara pria dan wanita tidaklah sama, pada wanita gairah seksualnya lebih cenderung stabil.
Baca juga: KPK Geledah Kantor Kemensos Buntut Dugaan Korupsi Bansos, Menteri Risma Tak Ikut Diperiksa
Pasalnya gairah wanita dipengaruhi oleh kondisi tubuh, masalah psikologi, dan kondisi hormonal.
dr. Binsar menegaskan jika gairah seorang wanita tidak menentukan angka kehamilan alias keberhasilan kehamilan.

Menurutnya, di luar sana banyak sekali stigma atau pendapat jika wanita subur menandakan ovulasi sehingga bisa dengan mudah hamil.
Padahal hal ini tergantung dari kondisi indung telur dan kondisi jalan sperma dari mulut rahim, bahkan tergantung juga pada kondisi tubuh wanita.
Baca juga: Ketua RT Riang Laporkan 42 Ruko Tutup Bahu Jalan, Pemilik Ruko di Pluit Pertanyakan Arah Tuduhan
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Edukasi Seksual edisi 30 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.