TRIBUNHEALTH.COM - Sebenarnya artimia jantung ini bisa disembuhkan dan diobati atau tidak?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Sunu Budhi Raharjo menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube Kompas.com.
"Kalau kita lihat ada penyakit darah tinggi, kalau kita ada penyakit diabetes bisa disembuhkan gak? Gak bisa disembuhkan, karena dia bisanya dikontrol. Caranya dikontrol dengan obat supaya tidak darah tinggi. Gula darah juga demikian, dikontrol dengan obat," ujar dr. Sunu Budhi.
Baca juga: Apa Bahaya dari Aritmia Jantung? Berikut Ulasan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP
"Untungnya sebagian besar penyakit aritmia ini bisa disembuhkan," lanjutnya
Misalnya pada kasus denyut ekstra atau denyut cepat, tingkat keberhasilannya bisa sampai di atas 90 persen.
"Kalau pada AF tentu lebih kecil tingkat kesembuhannya. Tapi 70-80 persen bisa sembuh juga. Dan itu menjadi hal yang kita bisa sampaikanlah ke masyarakat. Deteksi, kalau memang perlu ditangani ya kita tangani secara menyeluruh," katanya.
Seperti halnya penyakit lain, tatalaksana umum untuk artimia adalah dengan obat.
Bila memang bisa ditangani dengan obat, ya cukup dengan obat.
Baca juga: Aritmia Terjadi Karena Multifaktorial, Dokter : Gaya Hidup juga Mempengaruhi
"Bahkan kalau misalnya dia tidak terlalu banyak, umunya aman untuk denyut ekstranya sedikit sekali," imbuhnya.
Bila denyut ekstra sudah mengganggu keseharian, akan diberikan obat.
Jika sudah diberikan obat namun pasien masih merasa tidak nyaman, maka ada opsi lain yang disebut dengan Kateter ablasi.
Kateter ablasi adalah tindakan non bedah, tujuannya untuk mencari sumber irama jantung yang 'Korslet' dan menghilangkannya.
"Sering saya sampaikan ke pasien bahwa aritmia itu banyak seperti kalau kita punya pohon di kebun kok ada benalu. Kenapa ada benalu? Kan kita sering gak tau kenapa, tapi kita tau ada benalu. Oleh karena itu, mari kita cari benalu itu. Dengan cara apa? Menuju ke dahan yang ada benalunya untuk dipotong atau dimatikan," pungkas dr. Sunu Budhi.
Baca juga: Ketahui Denyut Jantung Normal dan Golongan Individu yang Rentan Mengalami Aritmias
Pada gangguan irama jantung tentu kita harus menuju ke jantungnya.
Caranya bagaimana?
"Caranya dengan menggunakan kateter. Kateter biasanya lewat paha dimasukkan kayak infus gitu. Setelah infusnya masuk di paha, namanya Vena femoralis. Nanti dari situ dimasukkan kateter menyusuri pembuluh darah sampai di jantung," lanjutnya.
Di ujung kateter terdapat elektroda dan diujung elektroda itu lah kita bisa mendeteksi mana yang normal dan 'benalu'.
"Kalau yang normal tentu kita jaga, jadi memang sering kateternya hanya 1. 1 untuk menjaga posisi yang normal dan 1 untuk mencari yang korslet tadi," ujar dr. Sunu Budhi.
"Nah, yang korslet itulah yang akan dimatikan dengan energi radio frekuensi, itu yang disebut dengan kateter ablasi," timpalnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K)., Ph.D. Seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Center.
(TribunHealth.com/PP)