Breaking News:

Aritmia Terjadi Karena Multifaktorial, Dokter : Gaya Hidup juga Mempengaruhi

Jantung merupakan organ yang memiliki peran penting bagi tubuh. Maka dari itu kita perlu menjaga gaya hidup yang sehat.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
pexel.com
ilustrasi seseorang yang mengalami aritmia jantung 

TRIBUNHEALTH.COM - Aritmia jantung bukan karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, tetapi degeneratif.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Sunu Budhi Raharjo menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube Kompas.com.

"Terutama bagian besar dari aritmia terjadi karena multi faktorial. Jadi ada gaya hidup juga disitu. Kalau penyempitan yang dikenal karena ada kolesterol, darah tinggi, gula, dan merokok," ujar dr. Sunu Budhi

Klik link berikut dan daptkan produk yang membantu menjaga kesehatan jantung.

ilustrasi seseorang yang mengalami aritmia jantung
ilustrasi seseorang yang mengalami aritmia jantung (pexel.com)

Baca juga: Ketahui Denyut Jantung Normal dan Golongan Individu yang Rentan Mengalami Aritmias

Kalau pada AF atau artimia fibrilasi jauh lebih banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk juga darah tinggi.

"Disitu juga ada masalah gula darah, dan ada juga masalah merokok dan alkohol. Itu berpengaruh terhadap terbentuknya AF," imbuhnya

Maksudnya penyebab AF tergolong multifaktorial dan terjadi pada usia lanjut.

Misalnya AF terjadi pada usia 70 tahun sekitar 10 persen,.

Kok yang 90 persen tidak mengalaminya?

"Berarti ada komponen lain yang membuat 10 persen tadi kena. Itulah gaya hidup yang mungkin sejak muda mempengaruhi. " timpal dr. Sunu

Baca juga: Dokter Spesialis Jantung Paparkan Mengenai Aritmia Jantung dan Tanda-tanda Umumnya

2 dari 2 halaman

Maka dari itu kita harus tetap menerapkan gaya hidup sehat.

Secara istilah medis, aritmia berarti irama jantungnya tidak benar.

Tidak benar bisa dikarenakan :

- Terlalu cepat

- Terlalu lambat

- Tidak teratur

Gangguan dari artimia sangat banyak, mulai dari yang sangat ringan yaitu rasa tidak nyaman pada dada dan berdebar.

Gangguan yang lebih berat lagi misalkan sempoyongan bahkan pingsan, dan yang paling berat tentu kematian jantung mendadak.

Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K)., Ph.D. Seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Center.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAritmiaKesehatan Jantungdr. Sunu B Raharjo Sp.JP.
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved