TRIBUNHEALTH.COM - Benarkah saat diare tidak boleh mengonsumsi pisang?
Ahli gizi dan dosen di STIKes Borromeus, Carissa Wityadarda, M.Kes menyampaikan pertnyataannya pada tayangan YouTube Tribun Cirebon.
"Balik lagi ke seratnya. Serat itu ada serat larut air sama serat tidak larut air." ujar Carissa Wityadarda, M.Kes
Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan anda.
Serat larut air nantinya akan menjadi gel, berarti yang tidak larut air akan menambah massa feses.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Adanya Sinyal dari Tubuh karena Mengonsumsi Buah Manis di Malam Hari?
Misalnya pisang tidak boleh dikonsumsi saat diare karena jenis seratnya.
Dikarenakan serat dari pisang larut air maka akan menjadi gel atau benyek, maka akan semakin lengket.
"Tetapi sebenernya kalau makanan lain cukup, misalnya nasi cukup. Karena nasi juga kentang ada kadar seratnya dan serat tidak larutnya juga ada. Nah itu bisa mempertahankan massa fesesnya supaya nggak menjadi lembek." kata Carissa Wityadarda, M.Kes
Apabila diare berat, penanganan pertamanya disebut dengan diet rendah serat.
Baca juga: Adakah Waktu yang Tidak Tepat untuk Mengonsumsi Buah? Simak Penuturan Ahli Gizi
Kenapa serat direndahkan?
"Supaya pencernaan tidak bekerja keras, karenakan tidak bisa dicerna sebenarnya. Serat secara umum memang tidak dicerna kan, karena kita tidak punya enzimnya," timpal Carissa Wityadarda, M.Kes
Maka dari itu penanganan dari diare berat adalah diet rendah serat.
Konsumsi buah tentu sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Dari WHO sendiri menganjurkan kita untuk mengonsumsi serat sebanyak 400 sampai dengan 600 gram per hari dari buah dan sayur.
Baca juga: Adakah Waktu Terbaik untuk Mengonsumsi Buah? Berikut Penuturan Ahli Gizi
Tetapi buah sendiri terdapat anjurannya, yaitu sekitar 150 gram sampai 200 gram dari buah-buahan atau sekitar 2 sampai 3 buah dalam sehari.
Dalam mengonsumsi buah sehari-hari boleh divariasikan, dan jangan fokus pada satu jenis buah saja yang dikonsumsi.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Cirebon bersama dengan Carissa Wityadarda, M.Kes. Seorang ahli gizi dan dosen di STIKes Borromeus.
(TribunHealth.com/PP)