TRIBUNHEALTH.COM - Sering kali kita menjumpai wanita yang mengalami PMS.
Meskipun tidak semua, tetapi beberapa perempuan mengalaminya.
Konselor medis program centra remaja khatulistiwa PKBI Kalbar, dr. Mafisah menyampaikan, gejala PMS dibagi menjadi fisik maupun psikologis.

Baca juga: dr. Mafisah: PMS Hampir Terjadi pada Semua Wanita, Begini Penjelasannya
Tetapi untuk mudahnya, ada yang membagi PMS menggunakan abjad yakni AHCD :
- A : Anxiety atau kecemasan
Kecemasan ini termasuk gejala yang paling banyak ditemukan sekitar 80 persen.
Perempuan yang mengalami PMS datang dengan keluhan anxiety.
Anxiety ini bisa cemas, gelisah, mudah tersinggung, dan tegang.
Baca juga: Jangan Sepelekan Sindrom Pra-Menstruasi atau PMS, Berikut Penjelasan dr. Mafisah
- H : Hyperhidrasi
Disebut hyperhidrasi karena dirasakan seperti berat badan yang bertambah sebelum menstruasi.
Selain itu juga merasakan perut sering kembung, kaki dan tangan bengkak, maupun payudara terasa nyeri.
- C : Craving
Rasa ingin makan terus menerus, bahkan bisa saja over eating.
Bisa saja craving atau ingin sesuatu yang spesifik, seringnya adalah karbohidrat sederhana atau produk-produk makanan manis.
Baca juga: Dokter Sarankan untuk Konsumsi Makanan Sehat dan Tinggi Antioksidan untuk Meminimalisir Nyeri Haid
Misalkan saat hendak menstruasi merasa lebih menyukai cokelat dan makanan ataupun minuman manis lainnya.
- D : Depresi
dr. Mafisah menyampaikan bahwa depresi ini prevalensinya paling kecil sekitar 20 persen.
Tetapi sebenarnya depresi yang paling membahayakan.
Karena depresi dari tingkatannya bisa ringan misalnya merasa sering kelelahan, tidak ingin melakukan aktivitas, cenderung rendah diri.
Ketika muncul sampai depresi berat bisa saja memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Baca juga: Pernah Mengalami Nyeri Haid Sampai Pingsan? Begini Pemaparan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
dr. Mafisah mengatakan bahwa PMS tidak bisa dianggap ringan, walaupun prevalensinya 50 persen memang gejala ringan dan tidak mengganggu aktivitas.
Tetapi sekitar 30-an persen gejalanya sudah tergolong sedang.
Sehingga sedikit banyak mengganggu aktivitas, tetapi fungsinya masih baik.
Misalkan masih bisa bekerja dengan baik walaupun mungkin ada libur atau absen.
Namun sekitar 15 persen atau paling banyak seringnya 5 sampai 10 persen mengalami PMS berat.
Ketika mengalami PMS berat maka sudah tidak bisa berfungsi di kehidupan sosial maupun profesionalnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Pontianak bersama dengan dr. Mafisah. Seorang konselor medis program centra remaja khatulistiwa PKBI daerah Kalbar.
(TribunHealth.com/PP)