Breaking News:

Upaya Apa Saja yang Harus Dilakukan Orangtua Agar Anak Terhindar dari Obesitas Ataupun Stunting?

Stunting dan obesitas merupakan permasalahan gizi. Orangtua tentunya harus memperhatikan gizi yang diberikan untuk anak agar tidak kurang atau lebih.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
lifestyle.kompas.com
ilustrasi anak sehat yang tidak mengalami stunting ataupun obesitas 

TRIBUNHEALTH.COM - Sebagai orangtua tentunya tidak menginginkan anak dalam kondisi stunting ataupun obesitas.

Upaya apa saja yang bisa dilakukan orangtua agar anak terhindar dari stunting maupun obesitas?

R. Radyan Yaminar menyampaikan, orangtua harus memperhatikan sejak sebelum menikah atau disebut dengan gizi pranikah.

Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan anak.

Gizi pranikah merupakan cakupan gizi yang harus cukup.

ilustrasi anak sehat yang tidak mengalami stunting ataupun obesitas
ilustrasi anak sehat yang tidak mengalami stunting ataupun obesitas (lifestyle.kompas.com)

Baca juga: Apakah Obesitas Sama Seperti Stunting yang bisa Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak?

Baik laki-laki ataupun perempuan harus memperhatikan cakupan gizinya.

Calon ibu harus diperhatikan dari status KEK.

Status KEK bisa diukur dari lingkar lengan atas.

Apabila di bawah 22.5 berarti termasuk kurang energi kronis dan takutnya ketika melahirkan akan berisiko berat badan rendah di bawah 2.5 kg.

Selama masa kehamilan atau sudah jadi janin perlu memperhatikan asupan gizi dan memperhatikan penambahan berat badan.

2 dari 3 halaman

Tak hanya itu saja, ibu hamil juga perlu cek Hb dan tekanan darah harus normal.

Baca juga: Faktor Pemicu Obesitas pada Remaja: Gaya Hidup dan Malas Gerak

Karena pada masa kehamilan mulai darah, protein, urin ataupun gula darah bisa meningkat atau disebut dengan Hipertensi gestasional dan Diabetes gestasional.

Diabetes dan hipertensi pada masa kehamilan juga berpengaruh pada saat melahirkan.

Ketika melahirkan, tentu saja kita harus memoerhatikan berat badan anak.

Apabila berat badan lahir anak rendah, tentunya harus diberikan ASI terus-menerus.

Terkadang saat ibu dalam masa menyusui, ekspektasinya ASI langsung keluar dan kadang saat divoba ASI tidak keluar hingga akhirnya berhenti.

Baca juga: Waspada, Ternyata Stunting Berpengaruh Terhadap Kecerdasan Anak

Padahal ASI yang tidak bisa keluar harus "dicobakan" terus.

R. Radyan Yaminar menyampakan, terdapat hormon prolaktin yang memproduksi ASI dan dirangsang berdasarkan mulut bayi.

Apabila saat pertama menyusui ASI belum keluar, harus "dicobakan" terus dan jangan menyerah.

Setelah masa ASI ekslusif yakni setelah 6 bulan selesai, barulah dibuatkan MPASI.

3 dari 3 halaman

Dalam pembuatan MPASI juga harus diperhatikan, karena akan berpengaruh pada jangka panjang dalam perkembangan anak.

Selain dari zat gizi, lingkungan rumah juga harus bersih agar anak tidak terkena infeksi.

Infeksi ternyata juga sangat menghambat pertumbuhan pada anak.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan R. Radyan Yaminar, S. Gz. Seorang ahli gizi Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
stuntingobesitasR. Radyan Yaminar S. GzTribunhealth.comAhli GiziTes Kesehatan Pranikah Operasi Bariatrik
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved