TRIBUNHEALTH.COM - Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang manusia yang terkadang tidak disadari.
Pada umumnya skoliosis berbentuk melengkung seperti huruf "S" atau "C".
Kondisi skoliosis yang parah bisa menimbulkan keluhan nyeri punggung dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
Pasalnya risiko skoliosis dua kali lebih besar terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Sebagai informasi, umumnya skoliosis terjadi akibat faktor keturunan atau bawaan.
Di mana orang-orang yang mengalami skoliosis memungkinkan memiliki anak dengan kondisi skoliosis juga.
Baca juga: Pahami 4 Jenis Skoliosis Ini, Rupanya Ada Jenis Skoliosis yang Bisa Terjadi Sejak Lahir

Baca juga: Pada Kondisi Ringan, Skoliosis Sulit Dideteksi Tanpa Adanya Pemeriksaan oleh Dokter
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menuturkan jika kondisi ini lebih sering terjadi pada usia anak-anak sebelum masa pubertas dengan kisaran usia 10 sampai 15 tahun.
Apabila kondisi skoliosis dibiarkan, lengkungan pada tulang belakang bisa memburuk dan menyebabkan gangguan pernapasan hingga menimbulkan nyeri.
"Kalau skoliosis yang kongenital, yang bawaan lahir itu biasanya sering nggak ketahuan," kata Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
"Kecuali kalau si anak ini ada suatu kondisi yang memerlukan dia di rontgen, itu baru ketahuannya betulan," ucap Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menambahkan jika seiring bertambahnya waktu, skoliosis kongenital bisa tumbuh sangat berat.
Nah ketika skoliosis kongenital ini mulai berat biasanya akan terlihat oleh mata secara awam.
Penanganan skoliosis
Menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine terdapat beberapa faktor penanganan skoliosis yang harus diperhatikan.
"Yang pertama itu adalah beratnya skoliosisnya," terang Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
Baca juga: Makan dengan Tangan yang Tidak Steril Bisa Berdampak pada Kesehatan Gigi dan Semua Kesehatan

Baca juga: Gejala Tuberkulosis Pada Anak dan Dewasa Berbeda, Simak Ulasan dr. Tiffany Tiara Pakasi
Biasanya dari hasil foto rontgen, bisa diukur sudut skoliosis yang dialami oleh pasien.
Jika sudut yang didapat antara 0-30 derajat, biasanya dokter akan melakukan observasi saja.
Observasi yang dilakukan tidak perlu tindakan operasi dan tidak perlu pemberian obat-obatan atau alat khusus.
Biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan olahraga exercise agar ototnya fit.
Jika sudutnya antara 30-45 derajat, biasanya dokter akan memasangkan brace atau kerangka penyangga.
"Brace itu kaya korset khusus yang dari fiber untuk nahan supaya nggak tambah bengkok," jelas Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
Apabila sudut menunjukkan diatas 45 derajat, dokter akan menyarankan untuk dilakukan operasi.
"Kenapa, karena dari kerusakan yang ada kalau sudutnya 45 derajat biasanya makin bengkok, makin bengkok," pungkas Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
"Jadi sudut ini hampir dipastikan akan nambah semakin bengkok, sehingga kita mesti intevensi," tambah Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
Intervensi harus dilakukan sedini mungkin
Baca juga: Sederet Dampak Kebiasaan Menghisap Jari, Bernafas Melalui Mulut, Menopang Dagu hingga Tidur Miring

Baca juga: Ada Sederet Penyebab Lansia Mengalami Kekurangan Gizi, Salah Satunya adalah Psikologi Kognitif
Jadi jangan sampai tadinya misalkan kita udah tahu nih dari 30 derajat yang harus kita bisa brace, tapi pasiennya menunda-nunda, akhirnya datang lagi udah 70 derajat sehingga kita tidak bisa lagi pilih opsi brace, kita mesti pilih operasi. Nah, penanganan ini kita sebut terlambat,"lanjut Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi alat terapi penegak punggung.
Baca juga: Ekspetasi dari Lingkungan Terdekat yang Tak Terpenuhi Picu Remaja Mudah Stres, Ini Penjelasannya
Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 29 Januari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.