TRIBUNHEALTH.COM - Gusi yang mengalami gingivitis tidak boleh dianggap remeh, sesegera mungkin harus dilakukan pengobatan.
Pengobatan radang gusi bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
Metode pengobatan gingivitis
Beberapa metode pengobatan untuk mengatasi radang gusi antara lain:
1. Melakukan scaling atau pembersihan karang gigi
2. Perawatan saluran akar gigi (root planing) dengan menggunakan laser atau gelombang suara
3. Penambalan atau penggantian gigi yang rusak jika kondisi tersebut terkait dengan gingivitis
Baca juga: Obesitas adalah Penyakit Tidak Menular yang Sudah Pasti Menyebabkan Risiko Kematian

Baca juga: Menyikat Gigi Secara Rutin Merupakan Bentuk Pencegahan Gingivitis yang Bisa Dilakukan di Rumah
Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menuturkan jika proses scaling atau pembersihan karang gigi bisa dilakukan sekali kunjungan.
"Artinya ketika pasien datang dengan mengeluhkan karang gigi yang banyak, kita (dokter gigi) melakukan pembersihan karang gigi atau scaling dan melihat kondisi-kondisi yang lain," terang Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.
Akan tetapi jika terjadi peradangan gusi atau terjadi periodontitis akan membutuhkan waktu terjadinya regenerasi sel-sel yang mengalami peradangan untuk menjadi sehat atau normal kembali.
Setelah melakukan scaling atau pembersihan karang gigi, tentu radang gusi tidak bisa langsung membaik dan memerlukan waktu untuk bisa pulih.
Pada saat dokter gigi melakukan pemeriksaan sampai intervensi penatalaksanaan terhadap gingivitis yang ada, dokter gigi akan mengangkat penyebab terjadinya radang gusi.
"Karena bisa saja yang saya jelaskan sebelumnya, peradangan gusi atau gingivitis bisa disebabkan bukan karena plak," pungkas Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Baca juga: Mencegah Terjadinya Obesitas adalah Salah Satu Upaya Agar Tidak Mengalami Penyakit Degeneratif

Baca juga: Cegah Asam Lambung Kambuh dengan Memperhatikan Hal Berikut, Simak Ulasan dr. Lia Ratna Adi
"Karena misalnya penyakit tertentu itu juga perlu data-data yang akurat, misalnya penderita pasien yang datang harus juga rekam mediknya kita (dokter gigi) pelajari," timpal Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
"Jangan sampai dia (pasien) salah satu penderita diabetes misalnya ataukah penyakit-penyakit tertentu ataukah dia mengonsumsi obat-obat tertentu," terang Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menambahkan jika itu semua ada hubungannya.
Intervensi yang tepat dilakukan oleh dokter gigi adalah mengangkat atau menyelesaikan faktor penyebab dari gingivitis tersebut.
Setelah radang gusi diatasi, masih ada kemungkinan kondisi ini kambuh kembali.
Faktor kebersihan gigi dan mulut sangat memengaruhi terjadinya radang gusi atau gingivitis.
Meskipun radang gusi sudah berhasil diatasi, tetapi kebiasaan pasien kembali lagi seperti merokok, tidak memerhatikan kebersihan rongga mulut, sikat gigi tidak teratur atau membiarkan kondisi-kondisi mulutnya penuh dengan plak tentu saja gingivitis bisa kambuh kembali.
Baca juga: Sejumlah Tips Memilih Celana Dalam agar Organ Intim Tetap Sehat menurut dr. Adniana Nareswari Sp. DV

Baca juga: dr. Lia Ratna Adi Imbau Hindari Konsumsi Makanan Berikut untuk Mencegah Kekambuhan Asam Lambung
"Jadi ini lebih kepada bagaimana kita membiasakan diri untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut kita," tambah Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Dalam mencegah terjadinya gingivitis atau radang gusi, perlunya untuk selalu menjaga kesehatan rongga mulut.
Klik di sini untuk mengetahui referensi alat pembersihan gigi guna mencegah terjadinya gingivitis atau radang gusi.
Baca juga: Kenali 5 Jenis Kulit Ini sebelum Memilih Produk Perawatan Kulit, Ini Pemaparan dr. Fadlina Zainuddin
Penjelasan Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.