TRIBUNHEALTH.COM - Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang bisa dialami oleh wanita.
Penyakit ini akan berisiko tinggi terjadi apabila seorang wanita memiliki faktor risiko.
Untuk mengantisipasi kanker serviks, seorang wanita dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear.
Baca juga: Cara Mengobati Keputihan Tergantung dari Penyebabnya, Simak Penjelasan dr. Putri Anitasai Sp.KK
Tidak sebatas hanya bisa dilakukan pada orang dewasa, pap smear juga bisa diberikan pada anak-anak.
"Pada anak-anak usia sembilan atau sepuluh tahun dan belum berhubungan seksual atau menikah bisa melakukan pap smear," ungkap dr Henry Jerikho Maruli, Sp.O.G.
Kendati begitu, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon, Hendry mengatakan, sasaran utama dalam menjalani pap smear ini diperuntukan pada usia reproduksi.

Artinya seorang wanita yang sudah melewati masa pubertas, menikah, dan melahirkan.
Serta memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks atau kanker leher rahim.
Sehingga Hendry berharap setiap wanita memiliki kesadaran tinggi untuk melakukan pemeriksaan tanpa harus dibujuk oleh dokter.
Baca juga: dr. Yuniar Pramunilasari Sp.OG: Ketika Dilakukan Pemeriksaan Pap Smear, Pasien Tidak Merasa Sakit
Jangan pernah merasa malu memeriksakan diri, apalagi di era modern seperti ini.
"Zaman saat ini kita harus lebih aware dan singkirkan rasa malu untuk memeriksakan ke tenaga kesehatan," imbau Hendry.
Diharapkan, kesadaran ini tidak hanya berlaku pada penyakit kebidanan dan kandungan, tetapi juga pada bidang lain seperti masalah psikologis.

Misalnya jika mulai mengalami stres yang berlebih, segera konsultasi dengan psikolog atau pskiater.
Penyebab Kanker Serviks
tak banyak masyarakat yang menyadarinya terlebih terkait penyebab penyakit kanker serviks bisa terjadi.
Menurut penuturan Henry, kanker serviks dapat terjadi disebabkan oleh virus HPV.
Baca juga: Kapan Anak Perempuan Disarankan Melakukan Vaksinasi HPV? Begini Kata dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Seperti Virus Corona, HPV juga memiliki beberapa varian.
Diketahui varian HPV yang sering menyebabkan kanker serviks adalah varian 16 dan 18.
"Penyebabnya adalah dia (virus HPV) menginfeksi dan menyebar ke sel-sel leher rahim."
"Lalu membuat sel-sel itu menjadi ganas dan menyebar ke sel-sel ganas di sekitarnya," jelas Henry.

Imbasnya sel-sel yang ganas tersebut membentuk massa (tumor).
Transmisi virus ini bisa terjadi pada saat berhubungan seksual.
Dengan demikian, secara harafiah penyebutan kanker serviks kemungkinan besar disebabkan oleh faktor hubungan seksual.
Baca juga: Berbagai Penyebab Kanker Serviks yang Tidak Banyak Diketahui, Simak Kata dr. Anik Suryaningsih Sp.OG
Walaupun pada beberapa kasus, ditemukan seorang remaja perempuan yang belum pernah berhubungan seksual ditemukan sel-sel ganas ini (kanker serviks). Namun begitu, kasus ini harus diulas lebih lanjut.
Walau demikian, perlu diingat juga bahwa risiko terkena kanker serviks juga bisa terjadi apabila hanya berhubungan dengan satu orang saja yang telah memiliki faktor risiko tinggi alami kanker serviks.
Faktor Risiko
Salah satu kanker yang saat ini banyak menyita perhatian masyarakat , adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan suatu tumor ganas yang terletak pada 1/3 area leher rahim.

Penyakit ini bisa dialami oleh siapa, terutama bagi mereka yang memiliki sejumlah faktor risiko.
Berikut sejumlah faktor risiko tersebut antara lain:
- Infeksi virus HPV
- Hubungan seksual
Baca juga: Pola Hidup dan Pola Seksual yang Tidak Baik Bisa Meningkatkan Risiko Terjadinya Kanker Leher Rahim
- Berjenis kelamin wanita.
Tanggap Kanker Serviks
Acapkali pasien tidak menyadari telah menderita penyakit kanker serviks.
Akhirnya terlambat diketahui dan baru mendapatkan penanganan dokter.
Hendry menyebut, biasanya pasien dengan kanker serviks baru datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut.

Beberapa gejala yang umum dijumpai, seperti:
- Keputihan yang banyak
- Pendarahan dari jalan lahir
- Keluhan nyeri
Baca juga: Kanker Serviks Menempati Peringkat Kedua yang Sering Menyerang Wanita, Ketahui Penyebabnya
Penjelasan dr Henry Jerikho Maruli, Sp.O.G ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)