Breaking News:

Benarkah Paru-paru Basah Terjadi Akibat Faktor Genetik? Dokter Spesialis Konsultan Paru Menjawab

Menurut Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes pneumonia adalah penyakit menular.

pixabay.com
Ilustrasi anak mengidap pneumonia, begini keterangan Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes 

TRIBUNHEALTH.COM – Pneumonia atau paru-paru basah bukanlah penyakit keturunan.

Paru-paru basah disebabkan infeksi virus, jamur, dan bakteri.

Sehingga pneumonia pada anak bukanlah penyakit keturunan atau bisa ditularkan melalui gen.

Untuk membahas mengenai informasi kesehatan paru-paru, kita bisa bertanya langsung dengan Dokter Spesialis Konsultan Paru Kerja yang sudah berkompeten seperti dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes.

dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes merupakan Dokter Spesialis Konsultan Paru Kerja di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.

Baca juga: dr. Indra Teguh, Sp.KK Sebut Skin Tag Termasuk Kategori Permasalahan Kulit yang Tidak Berbahaya

Ilustrasi wanita menderita pneumonia atau paru-paru basah, begini pemaparan Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes
Ilustrasi wanita menderita pneumonia atau paru-paru basah, begini pemaparan Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes (pixabay.com)

Baca juga: Alami Kanker Leher, Benarkah Indikasi Wanita Tidak Bisa Hamil? dr. Anik Suryaningsih Sp.OG Menjawab

dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes lahir Sragen, 19 April 1983.

Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2009.

Setelah itu dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes melanjutkan program Pasca Sarjana jurusan Biomedik-Megister Kedokteran Keluarga pada tahun 2012 hingga 2017 di Universitas yang sama ketika menempuh pendidikan S1.

Rupanya di tahun yang sama, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes juga mengambil program Pendidikan Dokter Spesialis-I Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (PPDS-1).

Sejak tahun 2020 hingga saat ini, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes mengambil program doctoral di program studi ilmu kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2 dari 4 halaman

Sejak tahun 2015 hingga tahun 2018, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes kerap kali mengikuti berbagai pelatihan.

Salah satu pelatihan yang ia ikuti pada tahun 2017 adalah Pelatihan Penaggulangan TB Nasional Kementerian Kesehatan RI Daerah Jawa Tengah.

Terakhir, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes mengikuti pelatihan TB DOTS Bagi Petugas Dokter dan Petugas Kesehatan, PDPI Cabang Surakarta yang diselenggarakan pada tanggal 03-07 September 2018.

Baca juga: Sederet Tanda Keputihan Abnormal yang Bisa Dilihat dari Warna dan Bau, Simak dr. Adniana Nareswari

Dokter Spesialis Konsultan Paru Kerja, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes
Dokter Spesialis Konsultan Paru Kerja, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes (Dok. Pribadi dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes)

Baca juga: Curigai Tanda Kanker Serviks dengan Langkah Berikut, Ikuti Panduan dr Henry Jerikho Maruli, Sp.OG

Perlu diketahui jika sebelum bekerja di Rumah Sakit Nirmala Sukoharjo, rupanya dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes bekerja di Puskesmas Marowo, Kab. Tojo Una-una, Sulawesi Tengah pada tahun 2011 hingga 2012.

Selain itu, ia juga menjadi dosen tetap di Universitas Sebelas Maret sejak tahun 2017 hingga saat ini.

dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes akan menjawab seluruh pertanyaan Tribunners terkait kesehatan paru-paru sebagai berikut.

Pertanyaan:

Apakah benar jika pneumonia atau paru-paru bisa terjadi akibat faktor genetik?

Susi, Tinggal di Madiun.

Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes menjawab:

3 dari 4 halaman

Sebenarnya apabila kita memerhatikan setiap penyakit kemungkinan genetiknya ada.

Biasanya kalau asma itu genetiknya ada, memang ada kalau asma.

Tapi kalau pneumonia itu sebetulnya karena penyakit menular, seharusnya tidak ada peran genetik disini.

Jadi semisal orang tuanya pneumonia kemudian anaknya pneumonia, tidak seperti itu.

Hanya saja kalau kita mempelajari genetik, bahwa genetik seseorang membuat seseorang lebih rentan mengalami pneumonia derajat berat.

Baca juga: Awas Sering Berganti Pasangan Sebabkan Risiko Tinggi Alami Kanker Serviks, Ini Penjelasan Dokter

ilustrasi penyakit pneumonia, begini pemaparan Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes
ilustrasi penyakit pneumonia, begini pemaparan Dokter Spesialis Konsultan Paru, dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes (tribunnews.com)

Baca juga: dr. Rani Himayani: Lensa Kontak Bening dan Warna-warni Sebenarnya Hanya Pewarnaan Saja

Itu seharusnya ada, seperti Covid-19 kan sudah banyak dipelajari bahwa gen tertentu atau variasi gen yang menyebabkan derajat klinis Covid-19 berat.

Covid-19 sendiri adalah salah satu penyebab pneumonia.

Jadi semestinya ada, tapi menyebabkan kerentanan saja bukan yang turunan seperti alergi.

Jadi menyebabkan kerentanan pasien mengalami pneumonia, kerentanan pasien mengalami perburukan gizi.

Baca juga: Apakah Seseorang Boleh Melakukan Slimming Treatment ketika Puasa? Ini Tanggapan Dokter

(Tribunhealth.com/DN)

4 dari 4 halaman

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comleukimiaOlga Rasiyanti Siregardr. Olga Rasiyanti SiregarKemoterapi Rohadi Widodo
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved