TRIBUNHEALTH.COM - Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang banyak dialami wanita Indonesia.
Berbagai anjuran dari pemerintah diterbitkan untuk mengantisipasi terjadinya kanker serviks ini.
Namun sayangnya, tak banyak masyarakat yang mengenali tanda-tanda kanker serviks.
Baca juga: Alami Kanker Leher Rahim, Mungkinkah Disebabkan oleh KB Hormonal? Ini Kata Ahli Kandungan
Terutama bagi sejumlah orang yang berisiko terkena penyakit kanker serviks ini.
dr Henry Jerikho Maruli, Sp.O.G mengatakan, untuk mendeteksi penyakit kanker serviks bisa dilakukan dengan kontrol kesehatan.
Anda bisa berkunjung pada bidan, namun jika ingin mendapatkan informasi lebih detil bisa bertemu dengan dokter spesialis bidan dan kandungan.
Henry menganjurkan, pemeriksaan ini bisa dilakukan minimal satu tahun sekali hingga paling lama tiga tahun sekali.
Jika ditemukan pasien belum pernah menjalani pemeriksaan, maka bisa dilakukan satu tahun sekali.
Namun bila sudah rutin melakukan pemeriksaan, maka tes kesehatan bisa dilakukan dua tahun hingga tiga tahun sekali.
Baca juga: Awas Janin dalam Kandungan Bisa Berisiko Terkena Leukimia, Simak dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked
Deteksi ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan Pap smear.
"Jadi akan terdeteksi melalui laboratorium sel-selnya itu sehat atau tidak," ungkap Henry.
Segera Deteksi
Jangan pernah merasa malu memeriksakan diri, apalagi di era modern seperti ini.
"Zaman saat ini kita harus lebih aware dan singkirkan rasa malu untuk memeriksakan ke tenaga kesehatan," imbau Hendry .
Diharapkan, kesadaran ini tidak hanya berlaku pada penyakit kebidanan dan kandungan, tetapi juga pada bidang lain seperti masalah psikologis.
Misalnya jika mulai mengalami stres yang berlebih, segera konsultasi dengan psikolog atau pskiater.
Ia pun juga menerangkan, kerapkali menemui pasien yang datang takut dan malu dalam menerima kondisi yang dialami. Padahal deteksi lebih baik daripada mengobati.
Baca juga: Psikolog Sarankan Mengubah Pikiran Negatif Menjadi Positif Agar Pikiran Negatif Hilang
"Pencegahan akan selalu lebih baik dari pengobatan," tegas Henry.
Henry tak heran akan kondisi tersebut, dirinya menyadari untuk mengatasi hal ini merupakan tugas dari para tenaga medis profesional.
Selain mendiagnosis kondisi pasien, namun juga memperhatikan kondisi psikologis pasien.
Untuk itu, perlu dibutuhkan cara penyampaikan yang baik dan aman dalam setiap pemeriksaan dengan pasien.
Penyebab Kanker Serviks
tak banyak masyarakat yang menyadarinya terlebih terkait penyebab penyakit kanker serviks bisa terjadi.
Menurut penuturan Henry, kanker serviks dapat terjadi disebabkan oleh virus HPV.
Seperti Virus Corona, HPV juga memiliki beberapa varian.
Baca juga: Apakah Setiap RS Terdapat Dokter Spesialis yang Khusus Tangani Pasien Turun Rahim? Ini Kata Dokter
Diketahui varian HPV yang sering menyebabkan kanker serviks adalah varian 16 dan 18.
"Penyebabnya adalah dia (virus HPV) menginfeksi dan menyebar ke sel-sel leher rahim."
"Lalu membuat sel-sel itu menjadi ganas dan menyebar ke sel-sel ganas di sekitarnya," jelas Henry.
Imbasnya sel-sel yang ganas tersebut membentuk massa (tumor).
Transmisi virus ini bisa terjadi pada saat berhubungan seksual.
Dengan demikian, secara harafiah penyebutan kanker serviks kemungkinan besar disebabkan oleh faktor hubungan seksual.
Walaupun pada beberapa kasus, ditemukan seorang remaja perempuan yang belum pernah berhubungan seksual ditemukan sel-sel ganas ini (kanker serviks). Namun begitu, kasus ini harus diulas lebih lanjut.
Walau demikian, perlu diingat juga bahwa risiko terkena kanker serviks juga bisa terjadi apabila hanya berhubungan dengan satu orang saja yang telah memiliki faktor risiko tinggi alami kanker serviks.
Faktor Risiko
Salah satu kanker yang saat ini banyak menyita perhatian masyarakat , adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan suatu tumor ganas yang terletak pada 1/3 area leher rahim.
Baca juga: Benarkah Wanita pada Usia Subur Rentan Alami Miom atau Fibroid Rahim? Begini Ulasan dr. Binsar
Penyakit ini bisa dialami oleh siapa, terutama bagi mereka yang memiliki sejumlah faktor risiko.
Berikut sejumlah faktor risiko tersebut antara lain:
- Infeksi virus HPV
- Hubungan seksual
- Berjenis kelamin wanita.
Tanggap Kanker Serviks
Acapkali pasien tidak menyadari telah menderita penyakit kanker serviks.'
Akhirnya terlambat diketahui dan baru mendapatkan penanganan dokter.
Hendry menyebut, biasanya pasien dengan kanker serviks baru datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut.
Beberapa gejala yang umum dijumpai, seperti:
Baca juga: Keputihan, Normalkah Dialami setiap Wanita? Ini Kata dr. Adniana Nareswari, Sp.DV
- Keputihan yang banyak
- Pendarahan dari jalan lahir
- Keluhan nyeri
Untuk mengantisipasi risiko yang semakin berbahaya, terdapat berbagai deteksi dan pencehgahan yang bisa dilakukan.
Yakni:
- Pap smear
- Kolposkopi
- IVA test
Penjelasan dr Henry Jerikho Maruli, Sp.O.G ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)