TRIBUNHEALTH.COM - Stem cell dikenal memiliki beragam manfaat.
Stem cell atau sel punca adalah sel induk yang mampu berkembang untuk membantu berbagai fungsi organ di berbagai bagian tubuh.
Stem cell juga dikenal sebagai sel "kosong" karena tidak terikat pada satu fungsi tertentu.
Tak seperti sel lain dalam tubuh yang sudah memiliki fungsinya masing-masing atau berdiferensiasi.
Misalnya sel darah merah yang secara khusus berfungsi untuk membawa oksigen melalui darah.
Baca juga: Mengenal Skin Tag yang Memiliki Perbedaan dengan Tahi Lalat, Begini Ulasan dr. Indra Teguh W, Sp.KK
Baca juga: Apakah Sering Melamun dan Berbicara Sendiri Termasuk Tanda Stres? Adib Setiawan, S.Psi Menjawab
Lantaran tak terikat, stem cell atau sel punca dikembangkan karena dianggap memiliki potensi untuk membantu memperbaiki kondisi sel lainnya.
Pasalnya sel punca bisa berkembang menjadi bermacam-macam sel pada tubuh suatu organisme.
Hal ini disampaikan oleh Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Indonesia, Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD dan Anggota Komite Nasional Cell Punca dan Sel, dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Ngobrol Sehat.
Tali pusat pada bayi yang baru dilahirkan adalah salah satu sumber sel punca yang saat ini banyak dikembangkan untuk berbagai macam pengobatan.
Perlu diingat bahwa stem cell memiliki peran penting di dalam tubuh.
Hal ini karena mereka akan aktif ketika ada sel-sel dalam tubuh yang mengalami kerusakan fungsi.
Pada saat hal itu terjadi, stem cell bertugas untuk mengganti dengan sel-sel baru.
Bahkan bisa dikatakan jika stem cell ialah penjamin pasti pergantian sel-sel baru apabila ada sel-sel di dalam tubuh yang rusak.
Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD mengatakan jika sel punca bisa dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit hingga digunakan dalam dunia kecantikan.
Bahkan ia menambahkan jika penyakit stroke bisa diatasi dengan menggunakan sel punca.
Baca juga: Wanita yang Alami Premature Ovarian Insufficiency Akan Merasa Cepat Lelah dan Berisiko Osteoporosis
Baca juga: Simak 5 Tips yang Disampaikan dr. Tata Guna Menjaga Kesehatan Kulit Agar Tetap Sehat & Glowing
"Jadi tidak boleh putus asa ya, kalau kena stroke terus berpikiran tidak bisa jalan seumur hidup, tidak boleh hopeless (tanpa harapan). Karena bisa di regenerasi sel otak itu dengan sel punca," ucap Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD.
Teknologi sel punca
"Sel punca itu berkembang dari sejak awal, masih konvensional itu dibuat dengan secara manual ya di laboratorium yang besar," pungkas dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD.
Menurutnya, saat ini sudah berkembang teknologinya menjadi close system, dimana tidak lagi dikembangbiakkan seperti cara-cara konvensional.
Akan tetapi dengan close system ini bisa dilakukan dengan mesin yang akan memperbanyak sel punca atau stem cell tersebut tanpa mengubah potensinya.
"Jadi kalau dulunya untuk membuat 1.000.000 sel diperlukan disk yang besar dan lain sebagainya dan dengan teknologi ini makan sel punca bisa dikembangbiakkan melalui teknik quantum stem cell namanya," imbuh dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD.
Dimana semuanya dilakukan dalam proses yang dikerjakan oleh mesin.
"Jadi ibarat kata kita hanya mendapatkan hasil daripada sel tersebut dalam bentuk fire dan ini bisa berikan kepada klinik-klinik yang akan melakukan transplantasi tanpa mengubah potensi dan kemampuan daripada sel tersebut seperti yang sudah dijelaskan oleh Prof. Deby bahwa sel punca ini adalah sel yang berlum berdiferensiasi," terang dr. Marhaen.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Imbau untuk Tetap Beraktivitas dan Produktif ketika Mental Terganggu
Baca juga: Sebelum Facial Vampire Akan Dilakukan Screening Dahulu Mengingat Treatment Ini Menimbulkan Perlukaan
"Jadi dia masih bisa memperbanyak dirinya terus sampai berjuta-juta sel," sambung dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD.
Kemudian saat sel tersebut masuk ke dalam tubuh, akan berdiferensiasi menjadi sel yang diinginkan.
Jadi apabila di bawa ke tulang, sel tersebut akan menjadi sel tulang.
Apabila di bawa ke hati akan menjadi sel hati dan jika dibawa ke jantung akan menjadi sel jantung.
"Itu kemampuan daripada stem cell ini," lanjut dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD.
Baca juga: WHO Sebut Covid Varian Kraken Paling Menular, Diprediksi Akan Dominasi Kasus Corona di Inggris
Penjelasan Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Indonesia, Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD dan Anggota Komite Nasional Cell Punca dan Sel, dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Ngobrol Sehat edisi 24 Januari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.