TRIBUNHEALTH.COM - Wanita yang mengalami menopause akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis.
Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menyebutkan bahwa perempuan yang mengalami menopause akan terganggu secara psikologis.
Tentu hal ini akan memengaruhi kehidupan seksualnya.
Selain itu, vagina akan menjadi lebih kering dari biasanya dan mengakibatkan nyeri ketika berhubungan seksual.
Vagina yang kering akan menimbulkan trauma bagi seorang wanita.
Baca juga: dr. Mustopa, Sp. PD Bagikan Saran dan Tips Mengontrol Gula Darah Agar Tidak Mengidap Diabetes

Baca juga: Kanker Leher Rahim, Samakah dengan Kanker Serviks? dr. Anik Suryaningsih Sp.OG Menjawab
"Selain di organ vagina apa yang terjadi, begitu hormon estrogennya menurun maka yang akan terjadi hasratnya juga berkurang," pungkas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Penjelasan ini disampaikan oleh Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 24 November 2022.
Hasrat yang berkurang menyebabkan libidonya hilang, sehingga wanita enggan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.
"Ini traumanya double. Tubuhnya nggak bugar, kering di vagina, hasratnya berkurang," tutur Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Sehingga di dalam seksual medicine atau ilmu seksologi maka gangguan seksual yang nomor satu pada seorang wanita adalah gangguan hasrat.
"Hasrat yang berkurang terutama pada usia-usia sesudah menopause ini," imbuh Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Lantas benarkah jika wanita yang mengalami menopause akan lebih rentan terjangkit penyakit?
Baca juga: Kenali Berbagai Bahaya Penggunaan Tusuk Gigi, dari Ringan sampai Berat menurut Dokter Spesialis Gigi

Baca juga: Pertahanan Tubuh Penderita Steven Johnson Syndrome Menurun, Ini Pemicu Sebenarnya menurut Dokter
Karena wanita akan mengalami gangguan pada sirkulasi darah di vagina ketika menopause di mana pembuluh darahnya sudah mulai terganggu dan mulai mengalami kekeringan.
"Kan ada mitos diluaran ya, vagina jangan becek. Nanti kalau becek nggak bagus, justru dengan becek atau basah itu maka bakteri mikroorganisme yang ada itu bisa diminimalisir," jelas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Karena pH vagina itu kan sangat asam, pHnya 2-3 dan bakteri-bakteri itu bisa tereleminir dan terhambat pertumbuhannya," lanjut Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Begitu kering, kita bisa bayangkan mudah terkena infeksi saluran kemih, mudah terluka, apalagi kalau suaminya masih hot," tambah Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Kalau suaminya masih hot, masih ingin hubungan seks maka si wanita pasti kewalahan, kesakitan karena pembasahan berkurang," sambung Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Di sinilah masalah infeksi saluran kemih di vagina atau vaginitis akan sering terjadi.
Baca juga: Sering Dilarang, dr. Roland Bagikan Tanggapan Terkait Konsumsi Es, Kopi, & Mie Instan Saat Kehamilan

Baca juga: Benarkah Ibu Hamil Harus Makan Dua Kali Lipat dari Sebelumnya? Begini Tanggapan dr. Roland Frederik
Vaginitis merupakan peradangan pada vagina yang ditandai dengan gatal di vagina dan keputihan.
Baca juga: Minimalisir Salah Pilih Produk Skincare dengan Mengenali Jenis Kulit Wajah, Cari Tahu Berikut Ini
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 24 November 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.