TRIBUNHEALTH.COM - Sariawan merupakan perlukaan kecil yang bernanah dimana terbentuk di lapisan dalam mulut.
Pada awalnya ukuran sariawan sangat kecil, kurang dari 1 mm.
Menurut drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D, seiring berjalannya waktu ukuran sariawan bisa membesar sampai berdiameter lebih dari 2 cm.
Banyak ahli yang sepakat jika kombinasi sejumlah faktor bisa menjadi penyebab sariawan.
Sariawan memang dikenal tidak berbahaya dan sangat mudah disembuhkan.
Baca juga: Setiap Pasien Memiliki Kondisi Berbeda, Terapi Kecantikan yang Diberikan Akan Disesuaikan Kebutuhan

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.
Baca juga: drg. Anastasia Menegaskan Jangan Sampai Penderita Diabetes Mengalami Perlukaan, Ini Alasannya
Akan tetapi di sisi lain, sariawan juga bisa menjadi suatu hal yang mengerikan.
drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D mengatakan jika perlu diwasapadai jika sariawan tak kunjung sembuh lantaran bisa menjadi satu tanda kemungkinan kanker mulut.
Sariawan memang pada dasarnya bukanlah suatu penyakit yang membahayakan.
Umumnya penyakit ini muncul akibat mulut yang tidak sehat, stres, dan pola makan yang tidak baik.
Ketika sariawan terpapar zat berbahaya, bisa menyebabkan sariawan kronis atau keganasan yang berujung pada kanker rongga mulut.
Terjadinya keganasan berisiko pada usia 50 tahun keatas.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi: Penting Sekali Sebagai Manusia Memiliki Pribadi yang Kuat dan Bahagia

Baca juga: drg. Ardiansyah Benarkan jika Ukuran Behel yang Tepat Justru Tingkatkan Estetika Menjadi Lebih Baik
"Namun ternyata laporan-laporan terakhir ini ada yang sudah menyebutkan bahwa usia 20 tahun ke atas sudah mulai ditemukan adanya keganasan di rongga mulut," ujar drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
"Jadi meskipun kita masih berkeyakinan prediksinya kebanyakan pada usia 50 tahun ke atas, 40 tahun ke atas, namun ternyata sekarang sudah mulai mengenai juga anak-anak yang masih muda atau dewasa muda," terang drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Pengobatan kanker mulut umumnya juga dengan kemoterapi seperti penanganan kanker lainnya.
"Tidak ada pilihan lain, surgery, kemoterapi, radioterapi, menjadi satu-satunya pilihan untuk perawatan kanker di rongga mulut," pungkas drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Permasalahannya adalah bahwa di dalam rongga mulut bukan hanya di Indonesia, bahkan di negara-negara maju pun deteksi keganasan rongga mulut biasanya ditemui setelah tahap akhir.
Jadi keganasan jarang sekali diketahui di tahap awal.
Hal ini karena pasien kurang aware dengan kondisi rongga mulutnya.
Banyak sekali orang yang menganggap sepele terjadinya sariawan dan mempercayainya jika akan hilang dengan sendirinya.
Biasanya jika setelah satu tahun tidak ada perubahan barulah mendatangi dokter gigi.
Baca juga: Psikolog Sebut Semua Pihak Bisa Memberikan Edukasi Kesehatan Mental, Begini Penjelasannya

Baca juga: Apakah Seseorang yang Menggunakan Behel Boleh Melakukan Bleaching? Berikut Ulasan drg. Putu Eka
"Jadi memang kami masih sangat kurang untuk melakukan screening untuk membantu masyarakat mengetahui bahwa tidak semua sariawan tidak berpotensi ganas, ada juga sariawan yang berpotensi ganas sehingga harus selalu diwaspadai kondisi atau perubahan yang terjadi di rongga mulut," timpal drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
"Sehingga ketika terdeteksi lebih awal, harapan sembuh pasien jauh lebih bagus dibanding ketika dideteksi pada tahap-tahap yang terakhir," ungkap drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Baca juga: Butuh Waktu Berapa Lama untuk Menyembuhkan Skin Barrier yang Rusak? Begini Penjelasan dr. Desidera
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 19 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.