TRIBUNHEALTH.COM - Bagi pasien yang menderita diabetes melitus, drg. Anastasia menyebutkan bahwa salah satu dampaknya adalah kejadian kolagen crosslift yang bisa memicu kejadian sulit sembuhnya luka.
Jika terdapat peradangan yang hingga memicu kejadian luka, makan akan menjadi sulit sembuh dan bisa memicu kejadian neikrose.
drg. Anastasia menyampaikan, proses regenerasi sel tidak cepat dan pertahanan tubuh pertama dari penderita juga turun.
Ditambah lagi dengan sitokin yang meningkat, termasuk kombinasi keadaan penderita tersebut diharapkan jangan sampai terjadi perlukaan.
Karena apabila sampai terjadi luka, bukan hanya pada rongga mulut saja tetapi juga pada anggota tubuh yang lain.

Baca juga: Perlukah Penggunaan Mouthwash untuk Menjaga Kebersihan Rongga Mulut Penderita Diabetes?
Misalkan kejadian ulkus dekubitus karena tidur pada satu posisi yang terus menerus, lalu memicu kejadian luka pada punggung ataupun area tubuh harus benar-benar diwaspadai.
drg. Anastasia menegaskan, diupayakan jangan sampai penderita diabetes mengalami luka.
Tetapi kalaupun mengalami perlukaan tentu bisa dirawat, meskipun situasi atau kondisinya berbeda dan tergantung dari status keparahan penyakit diabetes yang diderita oleh pasien.
Pada beberapa pasien bahkan terpaksa dokter melakukan tindakan amputasi karena terdapat kejadian gangren atau kematian jaringan.
Baca juga: Perawatan Gusi Bengkak dan Gigi yang Sudah Goyang pada Penderita Diabetes Melitus
Ketika seseorang sudah terdiagnosa menderita diabetes melitus, maka secara seluler yang terjadi adalah kondisi glukosa yang tinggi pada darah sang penderita bisa menghasilkan AGE yang memicu kejadian perlekatan glukosa dengan protein maupun lemak.
Terkait kondisi kesehatan gigi dan mulut, kita tahu bahwa dalam rongga mulut gigi berada pada jaringan pendukungnya dihubungkan oleh jaringan periodonsium atau jaringan pengikat, yang mana banyak mengandung protein.
Pada kasus ini, kejadian seseorang menderita diabetes melitus di mana AGE-nya terhasil banyak dan memicu kejadian pengikatan anatara glukosa, protein, dan lemak memicu kejadian collagen crosslink pada area tersebut.
Di mana kolagen pada area tersebut karena mengikat dengan glukosa atau gula, sehingga proses regenerasinya terganggu.
Baca juga: Cici-ciri Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia dengan Diabetes Melitus
Sementara pada kejadian penderita diabetes, daya pertahanan tubuh pada kejadian masuknya infektan ke dalam tubuh juga menurun.
Ditambah lagi dengan peningkatan sitokin secara seluler memicu kejadian radang yang tak berkesudahan pada area rongga mulut.
Ketika hal tersebut terjadi pada gigi, maka gigi akan mudah sekali terinfeksi, sulit sembuh, mudah goyang dan acap kali lepas sendiri.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)