TRIBUNHEALTH.COM - Serupa dengan orang dewasa, anak-anak juga memiliki masalah pada rongga mulut.
Paling sering ditemui adalah masalah gigi goyang.
Jika anak mengalami gigi goyang, tak sedikit orangtua cemas terhadap tindakan apa yang sebaiknya segera dilakukan.
Baca juga: Pantangan dalam Melakukan Rekonstruksi Gigi yang Perlu Diketahui dari drg. Hendra Nur Sp. Pros
Pada masyarakat luas, umumnya dalam menghadapi gigi goyang terdapat 2 cara.
Yakni dicabut dan dibiarkan saja. Lantas di antara keduanya mana yang lebih baik dilakukan?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon, drg. Lina Nurdianty memberikan ulasannya.

Berdasarkan pernyataannya, sebaiknya dalam mengatasi permasalahan gigi anak lekas membawanya ke dokter.
Dokter akan memperhatikan kondisi kesehatan rongga mulut anak, khususnya pada gigi.
Jika misalnya ditemukan gigi depan pada rahang bawah goyang, maka dokter akan menelusuri penyebabnya.
Baca juga: Tetap Waspada, Menggunakan Kawat Gigi yang Dijual Bebas Tingkatkan Risiko Gigi Goyang dan Keropos
Mungkinkah penyebabnya dilatarbelakangi oleh resorpsi akar gigi sulung.
"Artinya akar gigi anak menjadi terkikis, makanya goyang," jelas Lina.
Kegoyangan gigi pada anak memiliki 4 derajat. Jika derajat 1 artinya kegoyangan masih sedikit.

Namun jika gigi goyang sudah berlanjut pada derajat 3 atau 4, maka orangtua bisa segera melakukan pencabutan gigi secara mandiri.
Bisa juga dengan mengarahkan anak mengonsumsi buah apel agar giginya terlepas sendiri.
Namun tentu kondisi di atas telah menunjukkan bahwa gigi sudah waktunya tanggal.
Baca juga: Dokter Gigi Tegaskan bahwa Behel Harus Digunakan oleh Orang yang Peduli Terhadap Kebersihan Mulutnya
Lebih lanjut, jika gigi pada rahang belakang akibat fraktur (pecah), sedangkan belum waktunya gigi diganti, maka jangan lakukan pencabutan.
Lantaran kondisi tersebut belum menunjukkan gigi goyang.
Kontrol ke Dokter Gigi
Masyarakat pada umumnya baru datang ke dokter gigi jika sudah mengalami masalah gigi.
Yakni seperti merasakan rasa ngilu hingga timbul bengkak pada gigi.

Padahal sebaiknya, jangan tunggu sakit gigi baru datang ke dokter gigi.
Karena berdasarkan anjuran Lina, sedikitnya datang ke dokter gigi adalah 6 bulan sekali untuk memeriksakan kondisi gigi.
"Banyak sekali manfaatnya jika kita kontrol ke dokter gigi," sambung Lina.
Baca juga: Kebiasaan Mengemut Makanan Cepat Cetuskan Gigi Berlubang,Simak Ulasan drg. Zita Aprilia Sp. KGA
Sejumlah manfaat yang bisa dirasakan ialah:
- Memeriksan kondisi gigi geligi
- Deteksi lubang gigi

- Deteksi radang gusi
- Deteksi karang gigi
- Deteksi sisa akar yang bisa cetuskan gusi bengkak.
Baca juga: Penyebab Gigi Hitam pada Balita, drg. Anastasia Singgung Adanya Karies dan Karang Gigi
Terlebih jika gigi anak-anak, ada masa geligi campuran yang mengharuskan untuk rutin cek ke dokter gigi.
Orangtua perlu aktif dalam mengajak anak datang ke dokter gigi.
Karena pada masa gigi campuran, masa gigi susu seharusnya tanggal dan gigi dewasa tumbuh.

"Terkadang gigi susu belum tanggal, tetapi gigi dewasa sudah tumbuh, jadi dobel," terang Lina.
Baca juga: Dokter Sebut Pasca Operasi Bedah Rahang Pasien Akan Dipasangkan Alat untuk Memperkuat Posisi Gigi
Penjelasan drg. Lina Nurdianty dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)