TRIBUNHEALTH.COM - dr. Indra Wijaya menjelaskan, sekitar 70-75 persen hati memproduksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sisanya sekitar 25-30 persen, kolesterol tersebut berasal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kolesterol tinggi hanya dialami oleh dewasa dan orangtua saja.
Pasalnya kolesterol tinggi ini dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua.
Baca juga: Tak Hanya Makanan Tinggi Lemak, Kolesterol Tinggi juga Dapat Terjadi Karena Faktor Genetik

Baca juga: dr. Indra Wijaya Tak Sarankan Konsumsi Obat Warung untuk Atasi Kolesterol Tinggi, Berikut Alasannya
Apabila kolesterol tinggi terjadi di bawah usia 30 tahun, apakah harus menurunkan kolesterol tersebut ke kadar yang normal?
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat.
Menurut penuturan dr. Indra Wijaya, protokol terapi di guideline kedokteran terhadap pasien kolesterol tinggi berbeda-beda untuk setiap usianya.
Terdapat protokol penurunan kolesterol untuk anak-anak, untuk remaja, untuk dewasa, dan bahkan protokol untuk orangtua.
Baca juga: Tak Sarankan Copy Resep untuk Kolesterol Tinggi, dr. Indra Sarankan Konsultasi Lagi saat Obat Habis

Baca juga: 3 Cara untuk Mengatasi Kolesterol Tinggi, Salah Satunya Jalankan Pola Hidup Sehat
Sehingga ketika seseorang yang berusia di bawah 30 tahun mengalami kolesterol tinggi, tidak semua kolesterol tinggi tersebut harus diturunkan ke kadar yang normal.
Seperti yang diketahui, tubuh kita membutuhkan kolesterol dan tubuh juga memproduksi kolesterol sebanyak 70-75 persen.
dr. Indra Wijaya menyampaikan, otak kita saat belajar menggunakan 99 persen fat atau lemak.
Hal ini menunjukkan bahwa kolesterol tak selamanya buruk untuk tubuh.
Baca juga: Retinopati Diabetik Dapat Mengancam Pengelihatan, Penting untuk Kontrol Gula Darah hingga Kolesterol

Baca juga: Penumpukan Kolesterol Hambat Aliran Darah ke Kaki, Jadi Tampak Kebiruan Disertai Sakit saat Berjalan
Oleh sebab itu, dr. Indra menyarankan untuk berhati-hati ketika melihat hasil cek darah dari laboratorium.
Ketika hasil cek darah tersebut menunjukkan kolesterol tinggi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dahulu untuk penanganan selanjutnya.
"Jadi tidak semua penderita kolesterol tinggi diterapi sampai ke kadar yang normal."
"Terdapat batas atau cut off point dimana dokter akan memberikan obat kepada pasien."
Baca juga: Sering Dianggap Jahat, Kolesterol yang Seimbang Berperan Penting Dalam Pembentukan Vitamin D

Baca juga: Penderita Kolesterol Harus Medical Check Up Berkala, Dokter Ungkap Alasan Penting di Baliknya
"Pemberian obat tersebut tentunya diberikan jika memang terindikasi bahaya atau ada komplikasi yang lebih tinggi," jelas dr. Indra Wijaya.
"Risk benefitnya harus ditimbang untuk tiap usia dan tiap riwayat yang ada di keluarganya."
"Setiap dokter punya pegangannya, siapa yang memiliki risiko tinggi terhadap komplikasi seperti jantung dan stroke."
"Itu dalam usia dini pun sudah kita berikan, hal tersebut akan dievaluasi oleh dokter dan sudah ada skoringnya untuk masing-masing," lanjut dr. Indra Wijaya.
Baca juga: Kolesterol yang Hambat Pembuluh Darah Jantung Bisa Timbulkan Angina, Tanda Awal Serangan Jantung
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat pada 7 Mei 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)